Sukses

Pertemuan Kembali Jokowi dan Ahok

Dengan bergegas, Ahok menuruni tangga turun dari ruang kerjanya menuju lantai dasar di Balaikota, Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Oleh: Andi Muttya Keteng, Luqman Rimadi, dan Edward Panggabean

Dengan bergegas, Ahok menuruni tangga turun dari ruang kerjanya menuju lantai dasar di Balaikota, Jakarta. Dia hanya berjalan cepat, berkonsentrasi meniti anak tangga. Tanpa berkomentar.

Ahok tak henti-hentinya mengumbar senyum. Begitu juga pria kurus yang berdiri di sebelahnya, yang baru saja pulang setelah memenangkan hati rakyat Indonesia, Jokowi. Keduanya tampak semringah menyambut pertemuan perdananya setelah 2 bulan tak bersua.

Seakan tak mau diganggu, mereka bahkan mengasingkan diri di balik pintu ruang kerja Jokowi di Balaikota, Jakarta. Ngamar.

Rabu 23 Juli 2014 adalah hari perdana Jokowi duduk lagi sebagai Gubernur DKI Jakarta setelah memenangkan laga Pilpres 2014 bersama wakil presiden terpilihnya, Jusuf Kalla atau JK. Presiden yang akan menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu memang harus mengisi lagi kursi yang ditinggalkannya untuk sementara waktu pada Basuki Tjahaja Purnama.

Kesempatan berduaan itu pun tak disia-siakan mereka.

Selamat Pak Presiden!

Pria berkacamata itu kini tak ragu-ragu lagi memanggil lelaki ndeso yang menjadi atasannya di Pemprov DKI Jakarta sebagai presiden.

"Iya dong, panggil Pak Presiden. Kan menurut KPU sudah, tapi secara pribadi. Pak Jokowi senyum-senyum aja aku panggil presiden. Dia kan orangnya begitu," kata Ahok di Balaikota, Rabu (23/7/2014).

Dia sudah menahan diri sejak hari pengumuman hasil Pilpres oleh KPU Selasa 22 Juli 2014 untuk mengucapkan selamat pada Jokowi. Ketika tahu rekan kerjanya itu yang menang mengalahkan atasannya di Partai Gerindra, yakni Prabowo Subianto, dia sudah merencanakan untuk memberi selamat secara langsung pada Jokowi.

Namun, Ahok mengatakan, ucapan selamat itu hanya berasal dari dirinya secara pribadi. Bukan sebagai kader dari Partai Gerindra. Menyusul partai berlambang garuda itu sudah menolak Pilpres 2014.

"Kalau secara partai, saya belum selamatin nih, Pak. Kalau secara teman pribadi, selamat jadi presiden, Pak Presiden," ujar Ahok menirukan omongannya pada Jokowi.

Kesempatan berdialog dengan presiden terpilih ini membuat Ahok girang. Mantan Bupati Belitung Timur itu tak bisa menahan rasa suka citanya bisa leluasa berdiskusi dengan Jokowi.

 

 

Banyak hal yang dibicarakan Ahok pada Jokowi. Termasuk, soal program-program DKI yang terhambat oleh kebijakan pemerintah pusat. Dari masalah monorel sampai normalisasi sungai. Padahal umur status Jokowi sebagai presiden terpilih juga baru 1 hari.

"Kalau ikutin KPU kan beliau sudah presiden terpilih. Ya untung dong, sama presiden terpilih bisa ngomong berdua kan. Yang lain kan pasti beda kan, ada protokoler segala macam," pamer Ahok.

Dia tahu, tak lama lagi Jokowi bakal pergi meninggalkan dirinya yang nantinya akan memimpin Ibukota. Namun Ahok berharap, kepergian pria Solo itu tak akan terjadi dalam waktu dekat.

Dia meminta Jokowi tidak mengambil cuti lagi selama menunggu pelantikan sebagai presiden.

Jika Jokowi cuti, menurut Ahok, statusnya tidak lagi pelaksana tugas (Plt), tapi menjadi pelaksana harian (Plh). Status ini akan membuat kewenangannya sangat terbatas.

Sebagai pelaksana harian, Ahok tak dapat memutuskan hasil rapat pimpinan maupun mengesahkan raperda di paripurna. Sehingga akan menghambat program-program Pemprov DKI.

"Kalau cuti kan saya Plh ya," ucap Ahok.

Undur Diri

Sementara Jokowi sudah berencana untuk undur diri segera dari Balaikota. Surat pengunduran dirinya akan diajukan pada Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi sehabis Lebaran nanti.

Memasuki hari Lebaran nanti, pengusaha mebel kayu itu berencana untuk pulang kampung ke Solo, Jawa Tengah. "Iya mudik dulu, setelah itu baru (mengajukan surat pengunduran diri)," ucap Jokowi.

Agar bisa dilantik pada 20 Oktober 2014 mendatang, Mendagri Gamawan Fauzi mengatakan, Jokowi harus mengundurkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta terlebih dahulu.

Suami Iriana itu pun mengaku sudah meninggalkan pesan pada Ahok yang nantinya bakal maju mengisi kursinya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Namun dia tak mau mengungkap permintaannya itu.

 

 

Jokowi mengaku, bila meninggalkan Jakarta maju sebagai presiden, ia tidak perlu menitipkan program-program yang belum terselesaikan. Karena, apa yang dikerjakan saat ini telah tersusun dengan baik. Tugas Ahok hanya melanjutkan apa yang ditinggalkan Jokowi. "Titip apa? Kalau programkan sudah terencana. Tinggal pelaksanaannya. Yang dimulai sudah ada. Yang setengah sudah ada. Yang belum juga akan dimulai. Sekali lagi ini kan tinggal eksekusi, tinggal melaksanakan," ucap Jokowi.

Yang pasti, Jokowi akan menjadi presiden dan Ahok maju sebagai Gubernur DKI Jakarta. Kini yang harus dipikirkan bersama adalah siapa yang bakal mengisi kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta di sisa 3 tahun masa pemerintahan ini.

2 Partai pemenang Pilgub DKI Jakarta -- PDIP dan Gerindra, yang kini pisah kongsi dalam Pilpres harus duduk bersama dan berembuk untuk memikirkan sejenak kepentingan warga Ibukota.

"Saya kira bisa-bisa nanti nggak ada wagub lagi, kalau dua-duanya (Prabowo dan Megawati) nggak kompak," ucap Ahok 21 Juli 2014 lalu. (Ali)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.