Sukses

SDN Kosambi 1 Karawang Nyaris Ambruk, Perlu Bantuan

Saya berharap, adanya perhatian dari pemerintah pusat agar sekolah ini segera di bangun seperti layaknya sekolah lain

Citizen6, Karawang Sekolah SDN Kosambi 1 di Desa Kosambi Batu, Kecamatan Cilebar mendesak Pemerintah Kabupaten Karawang segera mengkucurkan dana untuk rehab serta renovasi terhadap sekolah-sekolah di Karawang secepatnya. Hingga kini sekolah-sekolah tersebut belum mendapatkan bantuan meskipun satu tahun terakhir sudah rusak parah.

Berdasarkan hasil Pantauan di Lapangan, Kondisi 3 ruang kelas terancam ambruk, Dari 8 ruang kelas, hanya tersisa lima ruang kelas yang masih bisa di gunakan,sehingga jadwal para para pelajar sekolah dibagi menjadi dua sesi yakni pagi dan siang hari.

Subya Spd selaku kepala sekolah SDN Kosambi Batu 1 menjelaskan keterkaitan gedung yang sudah lama mau ambruk. Pihak sekolah sudah lama mengajukan tapi hingga kini belum terealisasikan. Ruang sekolah tersebut sudah mengalami rusak selama dua tahun,”kami sudah mengajukan ke pemerintah, tapi tidak ada respon baik dinas pendidikan, "ungkapnya.

Menurutnya, Pengajuan ruang kelas sudah dilakukan sejak dulu dengan nama Rehab Berat sebab sudah ambruk sehingga harus dibangun ulang. Hal serupa juga dialami ruang kelas lainnya, termasuk ruang guru dan kepala sekolah yang juga kondisinya memprihatinkan. Seperti atap sudah hancur namun pihak sekolah tetap bekerja, di bawah bayang-bayang tertimpa atap bangunan sekolah.

“Saya berharap, adanya perhatian dari pemerintah pusat agar sekolah ini segera di bangun seperti layaknya sekolah lain, dan ia juga menjelaskan kalau bisa diverifikasi tahun 2014 ini karena sesuai MOU agar para siswa kembali belajar seperti sedia kala,”harapnya.

Murid yang ada di sekolah SDN Kosambi Batu I sekarang  yang baru masuk kelas satu 30 orang. Sedangkan semuanya murid 140 siswa.

“Saya bingung kepada   kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga terkait, masih banyak gedung sekolah yang ada di Karawang yang gedung sekolahnya tidak layak pakai malah didiamkan. Padahal kalau melihat informasi di televisi serta media cetak anggaran untuk dinas pendidikan cukup tinggi. Dikemanakan uang yang sebanyak itu, ”tanyannya.

Ia menduga tidak adanya respon dari Pemerintah khsususnya Dinas Pendidikan dikarenakan adanya permainan ditingkat dinas pendidikan, para pihak UPTD sendiri serta Komite sekolahnya sendiri.

“Apa ini adanya diskiriminasi permainan untuk pembangunan gedung antara tingkat pegawai disdikpora dengan pegawai UPTD serta para komite sekolah.”jelasnya.

Senada dengan Subya,  satu orang tua murid memamparkan, "memang benar pembangunan sekolah sudah lama dinanti-nantikan masyarakat disini sudah dua tahun lebih tidak ada pembangunan, kasihan para murid-muridnya belajar jadi tidak serius karena sewaktu-waktu bisa ambruk,”katanya.

Kendati Demikian, saya hanya bisa berpesan kepada Pemerintah untuk segera merealisasikan dana untuk renovasi ruang kelas, karena murid-murid harus mendapatkan pendidikan layak dengan sarana dan prasarana sekolah yang memadai,”pungkasnya.

Pengirim:
Riston Wendy


Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel, foto atau video seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

Saat ini Citizen6, juga mengajak blogger untuk kolaborasi. Jika punya postingan baru, kirim alamat atau url websitenya ke kami. free.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini