Sukses

Senjata Iran ke Jalur Gaza Diselundupkan Lewat Terowongan

Puluhan terowongan menjadi sarana penyelundupan pasokan roket-roket dan senjata-senjata ke Jalur Gaza, terutama yang berasal dari Iran.

Liputan6.com, Yerusalem Setelah peperangan Hamas-Israel memasuki tahapan baru, yaitu serangan darat Israel ke Jalur Gaza, terungkaplah adanya puluhan terowongan yang dijadikan sarana penyelundupan pasokan roket-roket dan senjata-senjata ke Jalur Gaza, terutama yang berasal dari Iran.

Ketika hari Kamis lalu Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan dimulainya serangan darat ke Gaza, IDF tidak menyebutkan dengan jelas tentang cakupan operasi, tapi pernyataan yang diterbitkan oleh Kementerian menyebutkan tentang sasaran yang sering terdengar. IDF berusaha menyasar terowongan-terowongan bawah tanah yang memasok Hamas dengan roket-roket yang ditembakkan ke Israel.

"Puluhan terowongan tersebar di seluruh Jalur Gaza, kebanyakan dibangun dan dipergunakan oleh Hamas," kata IDF.

Sebagaimana yang dilansir Liputan6.com dari International Business Times, ada dua jenis terowongan di Gaza: ada yang mengarah ke Mesir melalui Rafah, walaupun kebanyakan sudah ditutup oleh pihak militer Mesir, dan ada yang mengarah ke Israel.

Israel pernah melakukan serangan di Gaza dengan tujuan yang sama sebelumnya, namun gagal menhentikan Hamas untuk mendapatkan roket dan senjata lain melalui terowongan-terowongan itu.

Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, para analis mengatakan bahwa Hamas ditengarai telah memiliki perlengkapan yang sama, yang menandakan bahwa serangan-serangan Israel di masa lalu tidak sepenuhnya berhasil.

Di bulan November 2012, IDF dan Hamas terlibat dalam perang delapan hari di Jalur Gaza. Israel meluncurkan serangan militer menyasar kepemimpinan dan pusat-pusat kendali Hamas, dan juga sarana-sarana penyimpanan.

Serangan itu, serupa dengan yang terjadi sekarang, utamanya dipusatkan kepada terowongan-terowongan penyelundupan. Dalam perang delapan hari itu, Hamas menembakkan 1.506 roket ke Israel, demikian menurut IDF.

Sejak dimulainya pertikaian terkini sepuluh hari yang lalu, Hamas telah menembakkan lebih dari 1.300 roket. Israel telah melakukan lebih dari 2.000 serangan udara ke Gaza.

Kalau dilihat lebih dekat perihal dayaguna serangan Israel, terlihat bahwa walaupun IDF menghancurkan terowongan dan pusat-pusat kendali Hamas, kelompok militan itu selalu membangun ulang dan menimbun lagi senjata-senjata mereka.

Elliot Abrams, seorang rekanan senior di Dewan Hubungan Asing (Council on Foreign Relations), mengatakan dalam jumpa pers Jumat lalu bahwa di tahun 2012 Hamas menembakkan lebih dari 2.500 roket, walaupun hanya 74 buah di tahun 2013.

Ini pertanda bahwa Israel telah berhasil menyasar terowongan penyelundupan kelompok itu melalui operasi Pillar Cloud di bulan November 2012. Menurut IDF, pihak militer telah berhasil menyasar 66 terowongan dalam operasi itu.

"Hamas bertekad mengimpor senjata dari Iran dan memindahkannya dari Gaza ke Tepi Barat," kata Abrams.

Iran telah menemukan cara-cara mengirim roket ke Hamas selama bertahun-tahun, kebanyakan melalui terowongan Gaza dari Mesir dan Israel. Pihak Israel sudah lama mengkhawatirkan senjata-senjata Iran, terutama roket-roket, yang masuk ke Gaza.

Dalam suatu pesan dari Kedutaan Besar AS di Tel Aviv yang dikirim sesudah operasi Cast Lead di tahun 2008, Mayor Jenderal Dan Harel mengatakan bahwa fokus pihak militer Israel di Gaza merupakan bagian dari rencana besar menghadapi dukungan Iran kepada Hamas.

Ia mengatakan bahwa Hamas memiliki roket-roket Grad ukuran 122mm buatan Tiongkok dan Iran yang berjangkauan hingga 30 kilometer. Ia mengatakan bahwa roket-roket itu datang dalam empat bagian dan bisa dilewatkan melalui terowongan-terowongan sempit untuk kemudian dirakit lagi di Gaza.

Belum jelas apakah Hamas memperoleh senjata-senjata baru, yang mungkin saja lebih kuat, dari Iran sejak invasi Israel terakhir di Gaza.

Ada beberapa laporan yang menyebutkan bahwa Iran membuat senjata secara khusus untuk Hamas supaya bisa mudah dilewatkan lewat terowongan, tapi tidak ada laporan yang menyebutkan bahwa senjata-senjata itu lebih kuat dari sebelumnya.

Bulan Maret lalu, angkatan laut Israel menyergap sebuah kapal di Laut Merah yang dicurigai membawa roket M302 dari Iran. Roket M302 memiliki kemampuan untuk mengenai sasaran berjarak 160 kilometer jauhnya.

Walaupun begitu gencarnya upaya Israel untuk menghancurkan terowongan-terowongan itu, Abrams mengatakan bahwa pihak militer Israel tidak "bisa untuk selamanya menghapus risiko serangan dari Gaza. "Bahkan upaya-upaya internasional untuk membatasi aliran barang melalui terowongan-terowongan itu telah gagal," katanya.

Di bawah pemerintahan George W. Bush, AS membantu penyusunan Kesepakatan Pergerakan dan Akses (Agreement on Movement and Access), yaitu suatu kesepakatan antara Israel dan Otoritas Palestina yang menetapkan aturan pergerakan masuk dan keluar Gaza.

"Sama sekali tidak berhasil," kata Abrams. "Langsung gagal." Terowongan-terowongan itu tetap dipakai tidak saja oleh masyarakat sipil yang mencoba mengimpor barang-barang bernilai ke sana, tapi juga oleh Hamas.

Untuk banyak orang, terowongan-terowongan itu menyediakan satu-satunya pemasukan bagi ekonomi Gaza dan menjadi jalur perdagangan utama. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.