Sukses

Jasad Para Korban Simpan Petunjuk Tragedi MH17

Rudal yang menghantam MH17 diduga berasal dari peluncur bergerak SA-11 buatan Rusia, yang juga dikenal sebagai Buk.

Liputan6.com, Manchester - "Apa sebenarnya yang ingin mereka sembunyikan," itu yang ditanyakan Presiden Amerika Serikat Barack Obama semalam. Ia menuntut para pemberontak Ukraina pro-Rusia memberikan akses pada para penyelidik ke puing-puing pesawat Malaysia Airlines MH17 yang ditembak jatuh pada Kamis 17 Juli 2014.

Petunjuk awal untuk menggambarkan bagaimana serangan rudal ke pesawat sipil itu terjadi, mungkin telah didapat. Bagaimanapun, masih banyak bukti yang harus diperoleh.

Para ahli penerbangan dan pertahanan mengatakan, jasad para korban bisa jadi mengandung pecahan rudal. Sementara, residu kimia di pesawat bisa mengonfirmasi tipe senjata yang telah menembak jatuh Boeing 777-200 itu. Lokasi puing juga menyimpan informasi tentang bagaimana serangan itu berlangsung.

Kotak hitam -- yang telah diserahkan ke pihak Malaysia -- juga menyimpan petunjuk vital. Instrumen perekam di kokpit atau cockpit voice recorder juga bisa merekam suara ledakan rudal. Sementara, perekam data, yang mencatat ketinggian dan posisi, bisa saja mengandung informasi yang terkait waktu peluncuran rudal yang diketahui di daerah tersebut.

Bahkan, ukuran, dan bentuk lubang di permukaan pesawat bisa mengungkap banyak detail.

"Kita bisa secara efektif melacak dan mendapat petunjuk relatif terpercaya soal lokasi di mana rudal lepas landas," kata konsultan industri penerbangan asal Manchester, Inggris, seperti Liputan6.com kutip dari News.com.au, Selasa 22 Juli 2014. "Jika lokasi berada di wilayah yang dikuasai pemberontak, seperti yang kita duga, maka itu bisa menjadi dasar tudingan."

Sementara, sejumlah analis berdiskusi di dunia maya, fokus pada fokus ke  fragmen "kulit" aluminium MH17 setelah ledakan.

Analis di Royal United Services Institute di London, Justin Bronk, men-tweet apa yang ia anggap sebagai bukti fotografis bahwa MH17 ditembak jatuh oleh rudal.



"Ukuran lubang pecahan konsisten dengan akibat dari tembakan SA-11. Bagaimanapun, sulit untuk menilai pola ledakan secara keseluruhan dari fragmen sekecil itu."

Analis memperingatkan, bagaimanapun, bahwa gambar saja tidak cukup untuk membangun semua rincian yang diperlukan -- seperti susunan bahan peledak yang digunakan.

Apalagi, kondisi MH17 yang pecah tidak sepenuhnya karena dampak rudal.

Pesawat tersebut diyakini pecah, dari dalam ke luar, pada ketinggian 33.000 kaki. Sifat ledakan rudal pada pesawat mirip dengan apa yang diakibatkan senjata anti-pesawat.

Mengotak-atik Bukti

Sementara keluarga yang berduka menanti jasad orang-orang yang mereka kasihi, muncul kekhawatiran pemberontak akan berusaha menghapus barang bukti.

Rudal dari peluncur bergerak SA-11  buatan Rusia, yang juga dikenal sebagai Buk, akan meledak di luar pesawat sasaran, melemparkan pecahan peluru ke pesawat. Beberapa jasad korban mungkin mengalami luka karenanya. 



"Alasan para pemberontak memindahkan jasad para korban ke kereta yang dilengkapi pendingin, untuk melindungi mereka dari hewan liar, dan memperlambat proses dekomposisi -- mungkin benar adanya. Namun, mayat-mayat itu sendiri adalah bukti," kata Keir Giles, ahli keamanan dari lembaga think tank Chatham House.

Lyubov Kudryavets, pekerja di ruang jenazah Torez mengaku, Kamis lalu, setelah pesawat jatuh, seorang warga membawa jasad bocah berusia 7 sampai 8 tahun yang berlumuran darah. Dua hari kemudian, milisi pro-Rusia datang.

"Mereka bertanya padaku, 'mana potongan roketnya? Mana fragmen pesawatnya?'," kata Kudryavets.

Sementara pemimpin pemberontak,  Alexander Borodai membantah ia dan para kamradnya mencoba mengotak-atik barang bukti, ia berjanji akan menyerahkan jasad para korban ke pemerintah Malaysia. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini