Sukses

Jakarta Cuma Jadi Transit, Ahok Tak Gelar Operasi Yustisi

"Kita sebenarnya hampir tidak ada Operasi Yustisi lagi. Kita ganti program Bina Kependudukan," ujar Ahok.

Liputan6.com, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta tak akan menggelar Operasi Yustisi atau penjaringan warga pendatang pada masa mudik dan balik Lebaran tahun ini. Jakarta dinilai tak lagi menjadi sasaran utama warga untuk mengadu nasib. Ibukota dinilai hanya sebagai tempat transit saja.

Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama usai Apel Siaga Pengendalian Arus Mudik dan Arus Balik Idul Fitri 1435 Hijriyah yang digelar pagi ini.

"Kita sebenarnya hampir tidak ada Operasi Yustisi lagi. Kita ganti program Bina Kependudukan," ujar pria yang karib disapa Ahok itu di silang Selatan Monas, Jakarta Pusat, Senin (21/7/2014).

Kepala Dinas Pendudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Purba Hutapea menambahkan, Jakarta saat ini hanya digunakan sebagai tempat transit warga dari daerah lain untuk menuju kawasan industri di kota-kota sekitar DKI, seperti Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Karena Pemprov DKI telah membuat kebijakan memindahkan kawasan indsutri ke luar Jakarta.

"Jadi yang di Jakarta tahun lalu itu hanya 31 ribu. 20 Ribu itu melanjutkan ke daerah sekitar. Makanya pertumbuhan penduduk Jakarta sekarang ini rendah 1,4%. Depok dan Bekasi itu sudah di atas 3%," jelas Purba.

Sehingga, untuk menurunkan jumlah pendatang baru, Pemprov DKI memilih untuk hanya menerapkan Bina Kependudukan. Seperti, melaksanakan sosialisasi melalui spanduk, 'Jakarta Sudah Padat, Lebih Baik Gotong Royong Membangun Desa' atau 'Terima Kasih untuk Tidak Mengajak Pendatang Baru ke Jakarta'.

Atau bisa juga dengan leaflet, tutur dia, yang berisi informasi dampak kepadatan penduduk ibukota dan kondisi macet Jakarta. Serta perihal mekanisme pelayanan pendaftaan penduduk dan pencatatan sipil di DKI.

"Atau melalui seruan Gubernur DKI kepada masyarakat untuk tidak membawa pendatang baru," jelas Purba. (Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini