Sukses

ISIS Lakukan Bullying SARA

ISIS tidak menyadari bahwa di zaman keterbukaan informasi ini bullying yang bersifat SARA akan lebih cepat ketahuan.

Liputan6.com, Mosul Entah apa yang ada di benak para petinggi ISIS ketika mereka mengeluarkan ancaman-ancaman kepada orang-orang yang dipaksa menderita karena pemberontakan mereka.

Kebringasan mereka semakin menjadi, bahkan mengerucut menjadi bullying dari yang kuat kepada yang lemah. Mereka tidak menyadari bahwa di jaman keterbukaan informasi ini bullying yang bersifat SARA akan lebih cepat ketahuan.

Kelompok Daulah Islamiyah telah mengeluarkan ancaman maut kepada warga Kristen di kota Mosul di Irak jika mereka tidak berpindah memeluk agama Islam atau membayar pajak jizya, demikian yang ditengarai oleh Al Jazeera.

Kelompok pemberontak itu menerbitkan perintahnya dalam sepucuk surat sesudah shalat Jumat lalu. Dokumen itu, yang juga diperoleh Al Jazeera, menyatakan bahwa perintah itu diterbitkan setelah para pemimpin Kristen tidak hadir dalam pertemuan yang diserukan oleh kelompok itu.

Sebagai tanggapannya, kelompok itu mengatakan bahwa para warga Kristen harus berpindah memeluk Islam, membayar pajak yang dikenakan kepada non-Muslim, dikenal sebagai jizya, atau menyerahkan segala harta benda mereka dan meninggalkan kota itu. Ketidakpatuhan akan berakibat kepada hukuman mati, "sebagai cara terakhir".

Mosul, kota ke dua terbesar di Irak, dicaplok oleh kelompok Daulah Islamiyah dan kelompok-kelompok sekutunya bulan lalu.

Kesatuan-kesatuan tentara Irak yang bertugas di kota itu, yang kebanyakan bermazhab Syiah, melarikan diri setelah kelompok itu menyeberang dari Suriah dan menyerbu kawasan utara Irak.

Sebelum diserang, masyarakat Kristen di Mosul diperkirakan berjumlah 3000 jiwa. Kebanyakan diyakini telah meninggalkan kota itu sebagai bagian dari pelarian sepertiga penduduk di sana.

Mereka yang telah melarikan diri melaporkan bahwa gereja-gereja dan toko-toko milik warga Kristen telah diporakporandakan.

Pemimpin Daulah Islamiyah, Abu Bakr al-Baghdadi, memimpin suatu khotbah di mesjid agung Mosul dua minggu lalu dan menyerukan semua kaum Muslim untuk bersatu bersama kelompoknya.

Daulah Islamiyah, yang dulunya dikenal dengan ISIL, telah mengeluarkan tuntutan serupa di kawasan-kawasan yang mereka kendalikan di Suriah. Mereka telah memajang gambar-gambar warga Kristen sedang disalibkan karena menolak tunduk kepada perintah kelompok itu di Raqqa.

Para pemimpin gereja di Irak belum memberi tanggapan secara resmi atas ancaman-ancaman itu.

Nickolay Mladenov, kepala tugas bantuan PBB di Irak, mengutuk perintah itu.

"Setiap penyesahan kaum minoritas merupakan kejahatan melawan kemanusiaan dan kami mendesak kepada semua pihak untuk melindungi kaum sipil. Kami telah menyusun suatu laporan yang memberikan daftar serangan atas warga sipil dan telah membawakan ini kepada pejabat pemerintahan tertinggi di Irak," ujarnya. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.