Sukses

Berbekal Pengalaman & Latihan, Relawan Yogya Siap Terbang ke Gaza

"Alhamdulillah kersane (keinginan) Allah, kalo Allah menghendaki ya berangkat... Bismillah."

Liputan6.com, Yogyakarta - Sore hari yang dingin mengantarkan Liputan6.com menyisir Jalan AM Sangaji di Kota Gudeg menuju ke daerah Sinduadi Sleman. Pemandangan Gunung Merapi terlihat gagah dari atas sepeda motor menuju rumah pendaftar relawan Gaza Irwan Santoso.

Sampai di rumah Irwan di Mranggen Tegal RT 04 RW 22, Sinduadi, Mlati Sleman. Irwan merupakan salah satu relawan yang mendaftar di posko relawan peduli Gaza Kamis 10 Juli 2014 pekan lalu. Niat kuat Irwan terlihat ketika membalas sapaan dengan sangat tegas dan semangat.

"Wa'alaikum salam. Silahkan masuk," sapa Irwan Kamis 17 Juli 2014 yang dimuat Liputan6.com, Sabtu (19/7/2014).

Keinginan kuat Irwan membantu warga Gaza Palestina yang dibombardir Israel terlihat jelas dari sikap tegasnya. Namun, keinginan tersebut ia serahkan sepenuhnya kepada sang Khalik. Optimisme itu terlihat dari setiap kata yang terucap akan membantu warga Palestina.

"Alhamdulillah kersane (keinginan) Allah, kalo Allah menghendaki ya berangkat kalo Allah nggak menghendaki ya kita nggak akan berangkat. Bismillah, insya Allah berangkat," ucap Irwan.

Irwan mendaftar di posko relawan peduli Gaza di posko terminal Ngabean sebagai tim medis di Gaza. Walaupun tidak mempunyai background di bidang medis, namun pengalamannya sebagai relawan di bidang medis pernah dilakukan di beberapa tempat. Ditambah pengalaman dan pelatihan medis dari PMI dan rumah sakit, yang membuatnya yakin dapat berjumpa dengan saudara-saudaranya di Gaza nanti.

"Pelatihan dari PMI dan Rumah sakit ada. Terus pengalaman jadi relawan di Poso, Ambon, Merapi dan Gempa Yogya," ujar Irwan.

Tatapan Irwan seolah mundur ke masa lalu, saat dirinya menjadi relawan di Ambon. Suasana perang dirasakan betul saat kaum muslim berperang melawan kaum kafir. Bahkan ada satu kejadian yang teringat hingga saat ini.

Irwan menceritakan, saat itu kaum muslim diserang dan bertahan di masjid. Namun musuh yang menyerang justru takut lari menghindari masjid. Oleh karena itu saat di Ambon dirinya tidak hanya jadi tenaga medis, tapi juga ikut berperang membela saudara.

"Keajaiban pasti akan diberikan kepada hambanya yang berpegang teguh pada agamanya. Jadi pas kita diserang tiba-tiba lari terbirit-birit karena melihat sosok penunggang kuda dengan perawakan besar," tutur Irwan.

Motivasi kemanusiaan dan membela agama menjadi alasan kuat dirinya membantu warga Gaza. Di mana saat ini banyak anak kecil dan wanita yang menjadi korban tewas. Hal ini karena Israel takut jika anak-anak ini nantinya dapat menyerang Israel.

"Wanine mung karo cah cilik lan ibu-ibu (beraninya sama anak kecil dan ibu-ibu). Terlihat kan dari korban yang banyak anak-anak," pungkas Irwan.

Konflik Israel dengan Hamas memanas. Kedua belah pihak saling berbalasan mengirim roket. Warga Palestina di Jalur Gaza menjadi korban. Kebanyakan korban tewas adalah anak-anak. Israel menyalahkan Hamas yang menggunakan warga Palestina sebagai tameng. Warga Palestina pun diminta mengungsi agar tidak jatuh korban lebih banyak lagi. (Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.