Sukses

Ahok Ingin Dubes-dubes ASEAN Nikmati MRT Jakarta

Ahok meminta agar jalur layang MRT yang melewati kawasan Blok M dibuat menyambung dengan Gedung Sekretariat ASEAN.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu moda transportasi umum ibu kota, MRT, yang saat ini sedang dibangun akan diintegrasikan dengan Gedung Sekretariat ASEAN di Jakarta. Rencana itu disampaikan Ahok dalam pertemuannya dengan Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomo Internasional-Kemenko Perekonomian, Rizal Affandi Lukman hari ini.

Keinginannya mengintegrasikan MRT dengan gedung Sekretariat ASEAN selain membantu mengatasi kemacetan, menurut pria yang karib disapa Ahok itu agar para tamu dan duta besar ASEAN dapat menikmati MRT.

"MRT kan lewat situ tapi elevated. Nah kita pengen dia bikin desainnya itu bisa nyambung. Ada lorong. Supaya dipakai tamu-tamu ASEAN, dubes-dubes kalau datang kan," ucap Ahok di Balaikota Jakarta, Jumat (18/7/2014).

Ia menambahkan karena nantinya Sekretariat ASEAN digabung dengan bekas Kantor Walikota Jakarta Selatan, berarti dilakukan perluasan. Setelah hibah eks Kantor Walkot Jaksel dari Pemprov DKI, pemerintah pusat segera membuat desain bangunan yang baru.

Ahok pun meminta agar jalur layang MRT yang melewati kawasan Blok M itu dibuat menyambung dengan Gedung Sekretariat ASEAN.

Dengan demikian, lanjut Ahok, itu akan mempermudah akses masuk ke dalam gedung. Para tamu diharapkan tak perlu lagi turun dari stasium MRT lalu berjalan kaki menuju gedung.

"Ada KCJ (Kereta Api Commuterline Jabodetabek), pindah, bisa masuk ke situ jadi bisa langsung masuk ke gedung. Nggak usah kena jemur, turun lagi. Nah kita minta tolong waktu desain itu kamu pikirkan cara masuknya lewat mana. Bisa pakai kalau macet kan," ujar Ahok.

Sebelumnya, Rizal Affandi mengatakan perluasan gedung Sekretariat ASEAN perlu dilakukan karena sejak penandatanganan Piagam ASEAN tahun 2008 lalu, Jakarta ditunjuk sebagai Capitol Diplomatic ASEAN. Sehingga berbagai kegiatan terkait perkumpulan negara-negara Asia Tenggara itu otomatis dipusatkan di Jakarta.

Saat ini, menurut Rizal, ada 1.200 pertemuan yang digelar di Jakarta. Sehingga, ASEAN membutuhkan ruang yang lebih luas.

Karena letak bekas kantor Walikota Jaksel yang berdekatan dengan gedung Sekretariat ASEAN, gedung tersebut dipilih untuk menunjang perluasan.

Rizal menambahkan setelah dilakukan hibah, pihaknya akan menurunkan tim penilai untuk mengkaji apakah nantinya bekas kantor walikota Jaksel direnovasi atau dibangun baru dengan ketinggian maksimal. Selain itu, terkait rancang bangun, pihaknya juga memerlukan koordinasi dengan Sekjen ASEAN.

"Kalau dipandang kebutuhan tidak banyak, gedung yang sudah ada bisa langsung dimanfaatkan dengan sedikit renovasi. Tapi kalau nanggung, mumpung sekarang masih kosong, ya dibangun sekalian," jelas Rizal. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini