Sukses

Presiden Ukraina Sebut Penembakan Pesawat MH17 Serangan Teroris

Ukraina saat ini diketahui tengah dirundung gejolak di dalam negeri. Sejumlah pemberontak dan militer bertempur hingga saat ini.

Liputan6.com, Kiev - Tragedi kecelakaan pesawat kembali menghampiri maskapai Malaysia Airlines. Pesawat dengan nomor penerbangan MH17 jatuh ditembak roket di Ukraina. Sebanyak 295 penumpang di dalamnya diduga meninggal. Sejauh ini, 100 jasad telah ditemukan di lokasi jatuhnya Boeing 777 itu.

Presiden Ukraina Petro Poroshenko menyebut penembakan terhadap pesawat yang terbang dari Amsterdam, Belanda menuju Kuala Lumpur,  Malaysia itu sebagai serangan teroris.

"Sebuah aksi terorisme, bukan kecelakaan," ujar Poroshenko, seperti dimuat BBC, Jumat (18/7/2014).

Dia sebelumnya menegaskan bahwa militer negaranya tak menembak jatuh pesawat tersebut. Bantahan itu menepis tudingan pemimpin pemberontak Aleksandr Borodai bahwa militer Ukraina yang menembak burung besi milik negeri jiran.

"Ini merupakan yang ketiga kalinya pesawat ditembak setelah pesawat An-26 dan SU-25. Bisa jadi pesawat ini (Malaysia Airline) juga ditembak jatuh," ujar Poroshenko, seperti dimuat The Guardian, 17 Juli.

"Dan angkatan bersenjata tak melakukan hal itu (menembak) untuk menghancurkan target di udara," imbuh dia.

Pemimpin kelompok pemberontak Alexander Borodai sebelumnya menyebut pasukan angkatan udara Ukraina yang menembak jatuh pesawat MH17.

"Itu pesawat berpenumpang yang ditembak oleh angkatan udara Ukraina," ujar Borodai kepada media Rusia Rossiya 24 TV. Dia juga membantah pihaknya yang bertanggung jawab atas penembakan tersebut.

Ukraina saat ini diketahui tengah dirundung gejolak di dalam negeri. Sejumlah pemberontak dan militer bertempur hingga saat ini. Kondisi tersebut membuat situasi negara berbahaya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.