Sukses

4 Bocah Gaza Tewas Dirudal Israel Saat Main di Pantai

Muhammad Hassunah (65) tewas saat sedang berjalan kaki ke masjid, untuk melaksanakan salat subuh.

Liputan6.com, Jalur Gaza -- Rabu sore itu, empat bocah cilik asyik bermain di luar rumah. Padahal, anak-anak nelayan itu sudah diwanti-wanti tak boleh keluar, apalagi ke pantai. Namun, terkurung selama 9 hari membuat mereka bosan bukan main. Perintah orangtua mereka langgar.

Saat mereka bermain di sekitar dermaga, di bawah sinar matahari sore, ledakan menghantam sebuah gubuk di dekatnya. Satu di antara para bocah itu tewas seketika. Lainnya lari tunggang langgang ketakutan. Tapi sesaat kemudian, bom kedua merenggut nyawa 3 yang tersisa -- satu anak hangus terbakar, ada yang kehilangan satu kaki, lainnya berbaring tak bergerak -- kepalanya yang berambut keriting masih utuh namun kaki-kakinya terentang tak wajar.

Gambaran yang terlalu mengerikan? Tapi itu adalah kisah nyata. Tentang nasib anak-anak Gaza, Palestina, yang ikut menjadi korban serangan Israel.

Seperti Liputan6.com kutip dari New York Times, Kamis (17/7/2014) pihak negeri zionis mengakui, merekalah yang meluncurkan serangan. Mereka berdalih menargetkan militan Hamas, dan menyebut, kematian warga sipil sebagai 'akibat yang tragis'.

Kematian 4 bocah menjadi simbol bagaimana serangan udara ke Gaza -- secuil tanah sempit di tepi Laut Tengah yang sesak oleh manusia dan menderita akibat blokade selama bertahun-tahun-- membunuh orang-orang tak bersalah.

Anak-anak yang tewas itu hanya ingin bermain di pantai, dekat pelabuhan perikanan tempat keluarga besar mereka menyimpan perahu.

Serangan Israel juga menewaskan 8 warga Palestina di malam sebelum gencatan senjata selama 5 jam efektif berlaku pada Kamis 17 Juli 2014 pukul 10.00.

Sesaat sebelum pukul 10.00, selongsong artileri Israel membunuh 3 warga Palestina anggota keluarga Abu Sneima dan melukai 4 lainnya di timur Rafah.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qidra mengatakan, 3 jasad -- termasuk seorang perempuan dievakuasi dari sana.

Sebelumnya, 5 warga Palestina tewas akibat serangan Israel. Muhammad Hassunah (65) dan Muhammad al-Hoot tewas akibat rudal Israel pukul 04.00 saat mereka sedang berjalan ke masjid di Rafah untuk salat subuh berjamaah.

Zaynab Muhammad al-Abadlah (71) tewas Kamis pagi tewas akibat luka parah yang disebabkan serangan Israel di Khan Younis. Sementara, Muhammad Mahmoud al-Qadim (22) tewas dalam serangan udara di pusat Gaza.

Juga pada Kamis pagi, Muhammad Mahmoud al-Qadim (22) tak kuat lagi menanggung cedera parah akibat serangan Israel di timur Deir al-Balah, di jantung Gaza Strip. Ahmad Rihan (23) tewas di utara Gaza, juga akibat serangan militer negeri zionis.

Militer Israel mengaku telah melakukan setidaknya 37 serangan pada Rabu malam terhadap Gaza. Sebaliknya 7 roket meluncur dari Gaza -- empat di antaranya mendarat di ladang, 3 lainnya dihadang senjata anti-misil Israel, Iron Dome.

Sementara, gencatan senjata selama 5 jam dirasa terlalu pendek. Tak memungkinkan semua bantuan mencapai Gaza. Khususnya yang baru.

"Persimpangan Kerem Shalom ditutup hari ini dengan alasan keamanan, bantuan tak bisa datang dari Erez -- yang tak cukup besar -- sehingga tak akan ada bantuan baru akan masuk Gaza hari ini," kata salah satu pejabat senior PBB.

Namun, gencatan senjata akan memungkinkan orang-orang yang dipaksa meninggalkan rumah mereka kembali dan mengumpulkan barang-barang yang tersisa. PBB juga bisa masuk ke area yang sebelumnya tak bisa diraih. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini