Sukses

Daarul Qur'an Gaza Diserang Diduga Karena Pimpinannya Wartawan

Penghancuran gedung sumbangan warga Indonesia itu juga akibat serangan Israel yang membabi buta dan tidak tahu siapa target mereka.

Liputan6.com, Gaza - Salah satu serangan udara yang dilancarkan militer Israel ke wilayah Palestina turut menghancurkan bangunan Rumah Tahfidz Daarul Qur'an Gaza. Tempat itu merupakan sumbangan warga Indonesia yang diperuntukkan bagi warga Gaza untuk menghafalkan Al Qur'an.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (16/7/2014), bangunan tersebut diperkirakan dibombardir pasukan Israel sejak 3 hari yang lalu.

Hal itu dibenarkan Ketua Relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) di Gaza Muqorrobin Al Fikri. Bahkan menurutnya, Ketua Daarul Qur'an Gaza, Abdillah Onim juga tidak mengetahui persis kapan gedung tersebut dirudal Israel.

Muqorrobin juga menjelaskan, kemungkinan penyebab gedung Daarul Qur'an dihancurkan adalah terkait profesi Abdillah Onim yang juga seorang wartawan.

"Setelah berbincang dengan Ketua Daarul Qur'an, kemungkinan penyebab bangunan itu menjadi sasaran adalah terkait profesinya sebagai seorang jurnalis. Karena memang banyak jurnalis lokal pun menjadi korban sasaran agresi militer Israel" kata Fikri.

Terkait serangan ini, Fikri menjelaskan tidak ada korban jiwa dari pihak Daarul Qur'an maupun masyarakat setempat. Hal ini karena beberapa orang yang menempati bangunan itu telah mengungsi sejak pertama kali terjadi serangan di sekitar Rumah Daarul Qur'an.

Fikri juga menegaskan tidak ada benda-benda mencurigakan di Rumah Daarul Qur'an Gaza tersebut. Juga tidak ada kemungkinan tempat itu sebagai tempat bersembunyi atau berlindung pejuang Hamas.

"Selain karena Ketua Daarul Qur'an merupakan seorang jurnalis yang sudah dikenal di Gaza, juga karena serangan Israel yang membabi buta dan tidak tahu siapa target mereka" jelas Fikri.

Saat ini, terdapat 19 orang relawan Indonesia yang tergabung di MER-C. Mereka tengah mengerjakan pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Palestina. Selain itu, mereka juga terus menyalurkan bantuan yang telah didonasikan masyarakat Indonesia kepada para korban.

Bantuan yang paling dibutuhkan saat ini tentunya perlengkapan medis, termasuk peralatan dan obat-obatan. Mereka juga membutuhkan lokal atau ruangan tambahan untuk merawat para korban yang terus bertambah.

Sementara itu, jumlah korban tewas atau syahid akibat serangan udara yang dilancarkan Israel sejak Selasa, 8 Juli lalu, saat ini telah mencapai 202 jiwa. Dan 1.400 orang lainnya mengalami luka-luka. (Yus)

Baca juga:

12 Roket Israel Hancurkan Bangunan Sumbangan Indonesia ke Gaza

300 Warga Yogyakarta Mendaftar Jadi Relawan ke Gaza

Serangan Udara Israel Hantam Mobil di Jalur Gaza, 2 Orang Tewas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.