Sukses

Video Heboh Bocah 3 Tahun Bangun di Hari Pemakamannya

Saat misa atau upacara duka digelar di gereja, para pelayat mendengar suara dari dalam peti mati.

Liputan6.com, Zamboanga City - Seorang anak perempuan berusia 3 tahun dinyatakan mati secara klinis oleh dokter yang merawatnya. Bocah mungil dari Aurora, Zamboanga del Sur, Filipina itu dinyatakan 'meninggal dunia'. Keluarganya yang berduka pun segera mengatur proses pemakaman.

Namun, saat misa atau upacara duka digelar di gereja, para pelayat mendengar suara dari dalam peti mati. Seperti ada yang bergerak di dalamnya. Cepat-cepat mereka membuka tutupnya dan lalu menemukan kejadian yang menakjubkan: kepala si bocah bergerak.

Cerita versi lain menyebut, gerakan kepala si bocah terdeteksi saat pengurus pemakaman membuka peti, untuk mengecek kondisi sebelum memasukkannya ke liang lahat.

Tampak di video, sang ayah yang kaget campur gembira langsung mengangkat putri kesayangannya itu dari dalam peti, menggendong, dan memeluknya. Upacara pemakaman sontak heboh.

Rekaman peristiwa luar biasa tersebut diabadikan oleh para pelayat menggunakan ponsel dan diunggah ke internet.

Tapi sayang, kisah itu tak berakhir bahagia. Si bocah hingga kini tak benar-benar bangun.

Dr Mary Silyne Asor-Cabahug, Pejabat Medis Aurora menggunakan monitor jantung (cardiac) untuk menilai kondisi gadis cilik tersebut. Namun, tak ditemukan ada tanda-tanda kehidupan. Pasien kembali dinyatakan tak bernyawa.

Dokter Cabahug menganjurkan agar orangtua mendiang memakamkannya secepat mungkin, untuk mencegah penyakit menular.

Secara terpisah, inspektur polisi senior Heidil Teelan mengatakan, awalnya bocah tersebut menderita demam parah selama beberapa hari, lalu dilarikan ke klinik Jumat pekan lalu.

"Saat itu, petugas klinik, juga dokter mengonfirmasi bahwa jantung pasien cilik tersebut tak lagi berdenyut dan secara klinis sudah meninggal dunia pada Sabtu lalu sekitar pukul 09.00," kata dia, seperti Liputan6.com kutip dari Daily Mail, Selasa (15/7/2014).

Seperti dikabarkan Philippine Star, pihak klinik saat itu menganjurkan agar keluarga membawanya ke rumah dan menyiapkan pemakaman.

Inspektur Teelan mengatakan, saat pemakaman, salah satu pelayat memergoki gadis kecil itu menggerakkan kepalanya saat mereka memeriksa peti mati.

"Hal ini mendorong mereka untuk mengeceknya dan akhirnya mengonfirmasi bahwa jantungnya berdenyut dan ia masih hidup."

Lantas, benarkah gadis kecil itu kembali dinyatakan meninggal dunia?

"Kami tidak bisa mengonfirmasi status gadis itu. Namun, berdasarkan pengamatan dari personel polisi yang kami kirim, tampaknya gadis itu tetap dalam keadaan koma di rumahnya," kata Teelan yang merahasiakan identitas si bocah dan keluarganya.  

Ia menambahkan, perawat juga dikirim ke rumah gadis kecil tersebut untuk mendampingi keluarganya -- yang sekarang berniat melakukan konsultasi medis ke rumah sakit yang lebih besar dan lengkap di provinsi tersebut.

Bukan yang Pertama

Ini bukan kali pertamanya seseorang yang dianggap meninggal dunia terbangun, hanya beberapa jam sebelum dimakamkan.

Tahun lalu, seorang pria AS bergerak saat tubuhnya berada dalam kantong mayat di rumah duka ketika menunggu proses pembalseman.

Sementara, seorang pria Yaman sama sekali tak senang saat terbangun sesaat sebelum dimakamkan. Ia berteriak marah pada para pelayat -- yang berusaha mati-matian menenangkannya. Setelah stabil dan tenang, upacara pemakaman pun berubah menjadi syukuran.

Awalnya, pria tersebut kena serangan jantung dan dokter tidak dapat menemukan denyut nadinya.

Di masa lalu, saat pengobatan modern belum berkembang pesat, kejadian serupa juga kerap terjadi.

Sebagai solusinya, di Inggris pada era Victoria, peti mati dilengkapi lonceng, agar 'mendiang' yang mungkin bangkit bisa memberikan tanda. Lonceng ditempatkan di atas tanah, terpasang pada sistem tali yang terhubung di dalam peti -- yang bisa mendeteksi gerakan.

Penemuan dan paten peti mati berkembang kala itu. Ada yang merancang peti yang dipasangi tabung untuk memberikan makanan. Sementara lainnya memiliki celah yang memungkinkan orang untuk melarikan diri dari dalamnya. (Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.