Sukses

Malam Mencekam di Gaza

Pada tengah malam, tidak ada satupun warga sekitar apartemen di Gaza yang tidur di dalam rumahnya.

Liputan6.com, Gaza - Serangan udara Israel sudah berlangsung selama 6 hari. Sekitar 52 warga Gaza dilaporkan tewas dalam serangan rudal terbaru yang dilancarkan negeri zionis. Korban tewas hingga saat ini mencapai 157 orang.

Setiap waktu adalah saat yang mendebarkan bagi warga Gaza. Terlebih, saat malam hari. Salah satu keluarga Palestina mengaku takut apabila malam datang. Saat itu, rudal-rudal intensif bertebaran dari Israel ke Gaza.

Sejumlah keluarga di Gaza terpaksa mengungsi dari apartemen mereka menuju tempat lain yang paling aman. Ada pula yang memilih untuk tidur di kolong tempat tidur mereka untuk mengamankan diri jika sewaktu-waktu serangan rudal datang.

Seorang warga Gaza, Ala al-Jarwsha mengatakan, ia bersama istri dan 2 anaknya berkumpul dalam kegelapan. Meratapi nasib mereka dan warga Gaza lain yang menjadi korban serangan Israel.

Para orangtua yang berkumpul saling berusaha untuk menghibur anak mereka yang terus bertanya tentang ledakan demi ledakan yang terdengar dari luar rumah.

"Malam kami mencekam. Kita tidak akan pernah tahu siapa yang akan masuk ke dalam laporan kematian berikutnya. Bisa jadi salah satu dari kita semua, " ujar Ala al-Jarwsha, seperti Liputan6.com kutip dari Al-Jazeera, Minggu (13/7/2014).

al-Jarwsha menuturkan, ketika malam tiba, kedua anaknya tertidur sambil memegangi kedua kaki ayah berusia 31 tahun tersebut, seperti tak ingin ditinggal dan membiarkan ayahnya pergi kemanapun.

"Ayah, kita akan mati," ujar salah satu anaknya diiringi dengan tetesan air mata.

Pada tengah malam, tidak ada satupun warga sekitar apartemen al-Jarwsha yang tidur di dalam rumahnya. Begitupun dengan kedua anak al-Jarwsha, Mohammed dan Ahmed. Hal ini sudah berlangsung beberapa hari, sejak serangan militer Israel ke Gaza dimulai pada Selasa  1 Juli dini hari lalu.

Rumah al-Jarwsha terletak hanya beberapa ratus meter dari rumah seorang pemimpin Hamas di Gaza yang membuat keluarga ini merasa takut karena risiko akan terkena rudal Israel sangatlah tinggi. Militer Israel diketahui menargetkan markas Hamas sebagai lokasi serangan.

Konflik Israel dan Palestina terbaru ini dipicu oleh kasus penculikan. Sebelumnya tiga pemuda Israel tewas usai diculik kelompok yang disebut berasal dari Hamas. Kemudian remaja Palestina diculik dan dibakar hidup-hidup hingga berujung saling serang antara Hamas dan Israel.

Sekjen PBB Ban Ki-moon menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Palestina. Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan, pihaknya siap menjadi mediator gencatan senjata antara kedua kubu.

Namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan pihaknya tak akan berhenti dan memenuhi permintaan pihak internasional, karena bagi mereka langkah itu tepat untuk mengakhiri serangan roket dari Hamas.

Oleh: Safira Badri

Baca juga:

PBB Serukan Gencatan Senjata Israel-Palestina

Hamas Ancam Tembakkan Roket ke Bandara Internasional Israel

Usai Serangan Udara, Israel Kini Terjunkan Tentara Darat ke Gaza

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini