Sukses

Kisah 5 Warga Cacat di Gaza yang Pasrah Dihantam Rudal Israel

Di apartemen yang terletak di Gaza Timur dihuni 7 warga yang tak bisa berbuat apa-apa lantaran cacat. Mereka pasrah saat rudal menghantam.

Liputan6.com, Gaza - Israel terus gencar melakukan serangan secara membabi buta ke pemukiman warga di Gaza, Sabtu (12/7/2014). Pagi itu, dua pesawat militer Israel meraung-raung di atas apartemen yang dihuni warga Gaza yang diketahui cacat.

Di apartemen yang terletak di Gaza Timur itu dihuni oleh 7 warga yang tak bisa berbuat apa-apa lantaran cacat. Mereka tinggal di lantai 2 apartemen tersebut.

Ketujuh warga cacat itu mengetahui jika raungan dua pesawat tersebut merupakan sinyal agar warga mengosongkan apartemen sebelum rudal diluncurkan. Namun apa daya, keterbatasan fisik membuat mereka pasrah.

Beberapa menit kemudian, sebuah pesawat perang Israel pun memuntahkan rudalnya ke arah aparteman itu. Tapi rudal itu tidak meledak di lantai pertama. Senjata itu menghantam lantai dasar yang lantas meledak hingga merobek ruang tempat di mana 5 warga cacat itu sedang tidur. Akibatnya, 2 warga itu tewas dan lainnya terluka.

Awalnya, seorang di antara mereka diduga hilang. Namun setelah seorang tetangga melihat lalat berdengung di sekitar jasadnya yang tertimbun bangunan apartemen, warga Gaza itu pun diketahui telah tewas.

"Sebuah badan! Tubuh A!" orang itu berteriak, seperti dikutip theguardian, Sabtu (12/7/2014).

Dengan hati-hati, ia mengangkat puing-puing beton yang menimpa kepala korban berambut keriting yang menghadap ke bawah puing-puing.

Atef Abed, seorang supervisor itu menyatakan yang tewas adalah Suha Abu Saada (47). Saat tubuhnya digali dari puing-puing bangunan apartemen yang runtuh, salah satu kakinya hilang.

"Itu Suha," kata Abed menunjuk jasad yang telah meninggal terbungkus selimut di atas kasur.

"Ola Wishaa (30). Dia tewas juga. Dan Ahmed terluka bersama dengan Mai dan Sali. Untungnya dua warga lainnya pergi mengunjungi keluarga mereka." imbuh Abed.

Sebuah tempat tidur hangus terbakar akibat ledakan rudal yang menghantam dari atap apartemen. "Bom itu datang langsung melalui atap," kata Mohammad Bahri, seorang 22 tahun yang tinggal di sebelah apartemen.

"Kejadian itu sekitar pukul 4.30 (waktu setempat), dua drone Israel menembakkan tembakan peringatan dan kemudian jet datang dan menjatuhkan bom." cerita Bahri.

Warga yang cacat yang tak dapat bergerak, kata Bahri, hanya bisa menghabiskan waktunya di tempat tidur atau di kursi roda. Mereka tidak bisa melarikan diri dari reruntuhan bangunan.

Sementara warga lainnya, Imad Abu Shedek membantah telah terjadi kebakaran rudal di dekatnya.

"Tidak ada perlawanan di sini. Orang di lantai atas, aku mendengar dia mungkin berafiliasi dengan Jihad Islam, tapi dia tidak ada. Yang pertama saya tahu adalah ketika saya mendengar serangan udara dan sampai di sini dan melihat mayat." beber Abu Shedek.

Seorang juru bicara militer Israel mengatakan, dia melihat ke tempat yang dianggapnya sebagai pusat target serangan.

Serangan Sabtu subuh itu membuat daftar korban semakin panjang. Pihak Israel mengklaim serangan saat itu telah menewaskan 14 orang.

Tak hanya itu, serangan itu juga membuat infrastruktur sipil menjadi rusak. Menurut juru bicara UNWRA Chris Gunness, infrastruktur itu termasuk 9 sekolah di wilayah tersebut.

Jumlah korban tewas di Gaza, yang sebagian besar berasal dari warga sipil ini meningkat menjadi lebih dari 120 orang. Jumlah ini terjadi sejak 5 hari Israel melakukan pemboman dan penembakan artileri ke Jalur Gaza.

Selain korban tewas, hampir 1.000 warga lainnya terluka. Tidak ada korban jiwa di Israel.

Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya'alon menyatakan saat memberikan arahan keamanan kepada tentaranya. Dia menyebut pertempuran ini merupakan hari panjang yang kini berada di depan mata.

"Kami sedang bekerja untuk mendorong maju tujuan kami berikutnya. Prestasi yang terakumulasi, dan kami terus menghancurkan target signifikan milik Hamas dan organisasi teroris lainnya." ujar Moshe.

Faksi militan di Gaza dan Israel saling serang. Suara artileri, senjata dan serangan udara bergema melalui jalan-jalan kosong di Gaza. Ada kekhawatiran dunia internasional yang mengkritik Israel lantaran korban tewas terus meningkat.

Para pemimpin AS dan Eropa telah menekankan hak Israel untuk mempertahankan diri. Tetapi PBB menyatakan keprihatinannya atas kematian warga sipil dan protes anti-Israel telah diselenggarakan di Eropa.

Seorang pejabat senior Liga Arab mengatakan, para menteri luar negeri Arab akan mengadakan pertemuan darurat di Kairo pada Senin 14 Juli 2014, untuk membahas serangan dan langkah-langkah mendesak masyarakat internasional untuk menekan Israel menghentikan serangan tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini