Sukses

ISIS Dikabarkan Ikut Luncurkan Sejumlah Roket ke Israel

Entah karena bentuk solidaritas atau karena alasan lain, beberapa pelaku kekerasan ISIS ditengarai ikut berkecimpung di konflik Gaza.

Liputan6.com, Jalur Gaza Perselisihan Hamas-Israel ternyata menarik pihak-pihak lain untuk mencuri-curi kesempatan. Entah karena bentuk solidaritas atau karena alasan lain, beberapa pelaku kekerasan ISIS ditengarai ikut berkecimpung di konflik Gaza.

Berlawanan dengan pernyataan-pernyataan ISIS bahwa mereka tidak akan ikut menyerang Israel untuk saat ini, suatu video baru yang diterbitkan kelompok jihad Sunni tersebut menunjukkan anggota-anggotanya sedang menembakkan roket-roket ke arah Israel.

Sebagaimana yang dilansir dari Arutz Sheva (10 Juli 2014), di dalam video yang diunggah ke YouTube itu, mereka yang ditengarai merupakan anggota kesatuan ISIS “Bayt el-Maqdis” (Yerusalem) di Jalur Gaza terlihat sedang menembakkan roket-roket ke titik-titik warga sipil Israel.

Dalam video ini, ada sejumlah delapan roket yang terlihat ditembakkan oleh kelompok tersebut.

Para anggota ISIS itu terlihat sedang mempersiapkan roket di dalam peluncur-peluncur roket yang disembunyikan di bawah tanah di suatu rerimbunan di Gaza. Roket-roket itu terhubung dengan kabel-kabel listrik supaya bisa ditembakkan secara bersamaan. Diluncurkan siang dan malam.

Di penghujung akhir video itu, para pelaku peluncuran roket terlihat diserang oleh Angkatan Udara Israel (IAF) segera sesudah peluncuran. Diduga ada suatu pesawat nirawak (drone) tempur Israel yang melakukan patroli di daerah itu menemukan para pelaku dan menembaki mereka.

Dari sumber lain, telah diberitakan bahwa sejumlah roket juga telah diluncurkan dari Lebanon ke dalam Israel.

Setelah mencaplok suatu wilayah yang luas di Irak dan Suriah, ISIS menyatakan kawasan di kendalinya sebagai Kalifah.

Seorang jurubicara untuk ISIS pada Senin lalu menyatakan bahwa organisasinya bermaksud menangani terlebih dahulu “kaum muslim yang telah murtad,” dan kemudian menyerang Israel, walaupun video serangan itu menunjukkan bahwa mereka tidak taat kepada pernyataannya sendiri.

Dalam suatu pernyataan baru-baru ini, jurubicara ISIS yang lain mengungkapkan perlunya mentuntaskan enam tahapan tertentu sebelum menyerbu Israel.

Beberapa “tahapan” adalah mendirikan basis di Irak sebagai pijakan untuk menyerang Suriah dan Lebanon, dan itu sudah terlaksana.

Namun kelompok itu masih berniat terlebih dahulu untuk melemahkan Amerika Serikat dan memperluas kekuasaannya di “Suriah Raya” (yang mencakup Irak, Suriah, Lebanon, Yordania dan, kemungkinan, Gaza), sebelum menghadapi Israel.

Video minggu lalu mengungkapkan bahwa ISIS telah memindahkan persenjataan yang disita dari Irak ke Suriah, temasuk rudal jarak jauh Scud  yang oleh seorang anggota kelompok itu disebut “diarahkan ke Israel.”

Hari Jumat lalu, ISIS menduduki ladang minyak Suriah di provinsi Deir el-Zour di sisi timur negeri itu di dekat Irak, setelah sebelumnya menduduki sebuah ladang minyak terbesar di wilayah yang sama di Suriah di hari Kamis.

ISIS sudah menimbun sejumlah besar kekayaan di Irak, menguasai kilang minyak terbesar, dan fasilitas senjata kimi dan telah menjadi “kelompok organisasi teroris terbesar sedunia” setelah menjarah sejumlah bank di Mosul hingga senilai $425 juta. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.