Sukses

Pakai Bahan Kimia, Sabu Tak Terdeteksi Sinar X dan Anjing Pelacak

Berbagai cara dilakukan para bandar narkoba untuk mengelabui pemeriksaan petugas.

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai cara dilakukan para bandar narkoba untuk mengelabui pemeriksaan petugas. Mulai dari menyelipkan ke dalam benda lainnya, hingga menelan langsung barang haram tersebut. Kini ada cara yang lebih canggih lagi yang dilakukan bandar narkoba asal Iran.

Mereka mencampur bahan kimia khusus ke dalam sabu, sehingga tak dapat terdeteksi oleh sinar X. Anjing pelacak saja tak bisa mengendusnya.

Hal itu terungkap saat BNN bekerja sama dengan Ditjen Bea dan Cukai mengungkap penyelundupan total 35 kg narkoba jenis sabu di Kantor Pos Pasar Baru Jakarta Pusat. Petugas baru bisa mendeteksi setelah paket diperiksa lebih dalam.

"Jadi mereka sudah mencampur sabu dengan bahan kimia tertentu, alat-alat kita tidak bisa mendeteksi sabu itu," kata Deputi Pemberantasan BNN Deddy Fauzi Elhakim di Kantor Pos Pasar Baru, Jakarta, Selasa (1/7/2014).

Deddy mengatakan, sindikat ini memiliki alat pemindai sinar sendiri. Mereka melakukan serangkaian tes sebelum akhirnya mengirim narkoba di Indonesia.

"Jadi di Iran sana mereka juga punya X ray sendiri. Di tes di sana sampai tidak ketahuan baru dia kirim barang itu ke Indonesia. Makanya di Bandara Iran lolos," tutur Deddy.

Kemasan sabu seberat total 35 kg itu tidak tampak mencurigakan. Mereka hanya memasukkan sabu ke dalam kantong plastik dan dikemas menggunakan kardus. Tidak menyelipkan di tas atau barang lainnya seperti modus yang sudah banyak dilakukan.

"Tapi kemasannya memang sangat rapi. Anjing pelacak saja tidak bisa mencium. Nah, salah satu dari paket itu ternyata ada kemasan yang tidak sempurna, jadi anjing pelacak bisa mencium," ungkapnya.

Setelah itu, barulah petugas Bea dan Cukai melakukan pemeriksaan dan melaporkan temuan pada BNN. Tapi, Deddy belum bisa memastikan bahan kimia apa yang dicampurkan ke bahan baku sabu itu.

"Itu sedang diperiksa di laboratorium. Jadi belum tahu senyawa apa yang ada di dalam sabu itu," ucap Deddy.

Kasubdit Penindakan dan Penyidikan Ditjen Bea dan Cukai Hatta Wardhana mengatakan, dengan temuan ini, pihaknya akan lebih memperketat pemeriksaan. Terutama dengan kedatangan barang dari negara tinggi risiko, seperti Iran, Malaysia, India, China, dan Hong Kong.

"Kami tentu harus bekerja lebih keras untuk memeriksa barang yang masuk. Sebab, teknologi yang kami punya juga baru X ray dan anjing pelacak," tandas .

Dalam kasus ini, petugas berhasil menangkap 3 tersangka, yakni Mustafa, Sahab, dan Mike alias Majid. Jaringan ini dikendalikan oleh napi yang kini meringkuk di LP Malaysia. (Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini