Sukses

Ahok, Pak Menteri, dan Taman BMW

Tawaran itu datang siang tadi. Di tengah lahan bersampah di Jalan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara yang dikenal dengan Taman BMW.

Liputan6.com, Jakarta - Oleh: Moch Harun Syah, Luqman Rimadi, Andi Muttya Keteng, Sugeng Triono, Oscar Ferri

Ahok mendapatkan lawannya lagi. Saling sembur kata-kata hingga kiriman 2 surat cinta alias somasi sudah diterima Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta itu. Kini pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama tersebut ditawari untuk menginap gratis di rumah sakit jiwa.

Tawaran itu datang siang tadi. Di tengah lahan bersampah di Jalan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara yang dikenal dengan sebutan Taman Bersih Manusiawi dan Wibawa (BMW). Dari mulut Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo.

Tanah yang diinjak Roy itu menjadi pemicu ketegangan antara dirinya dengan Ahok. Tanah seluas 66,6 hektare itu rencananya bakal disulap menjadi Stadion Persija Jakarta oleh Pemprov DKI Jakarta. Lahan itu untuk menggantikan Stadion Lebak Bulus yang kini harus dibongkar untuk pembangunan stasiun Mass Rapid Transit (MRT).

Namun Pemprov DKI Jakarta masih menunggu izin dari Kemenpora untuk memindahkan Stadion Lebak Bulus ke Taman BMW. Sebelum ada izin, stadion itu tak bisa dibongkar. Gubernur nonaktif DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi mengaku, sudah 3 kali mengirim surat permohonan rekomendasi pemindahan Stadion Lebak Bulus‎ ke stadion BMW kepada Roy.

Hingga kini, surat itu belum dibalas pihak Kemenpora. "Ya ndak tahu kenapa," kata Jokowi di Jalan Serdang Baru, Kemayoran, Jakarta, Kamis, 26 Juni 2014.

Kurang Sehat ...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kurang Sehat

Roy meradang didesak untuk memberikan rekomendasi pemindahan stadion oleh Pemprov DKI Jakarta.

"Baru pelaksana tugas gubenur saja sudah berani desak seorang menteri untuk terbitkan rekomendasi," ucap dia 23 Juni 2014 lalu.

Plang hijau ukuran 1x2 meter berdiri di atas Taman BMW jelas terpampang nama PT Buana Permata Hijau. Roy geleng-geleng kepala setelah mengunjungi Taman BMW. Dia menilai lahan taman itu masih bermasalah. Karena itulah Roy menganggap Ahok sakit.

"Ahok ini kurang sehat. Saya nggak bilang kurang waras, tapi kurang sehat," ucap Roy di Taman BMW, Jakarta Utara, Jumat (27/6/2014).

Dia kemudian menawarkan fasilitas gratis di rumah sakit yang dikelola oleh yayasannya, Jiwo Binangun. Yayasan itu mengelola Rumah Sakit Khusus Puri Nirmala. Rumah sakit yang terletak di Yogyakarta ini khusus menangani pasien-pasien yang menderita gangguan jiwa.

Politisi Partai Demokrat itu mengatakan, lahan seluas 11,5 hektar di Taman BMW belum terselesaikan. Pemprov DKI dinilai membuat kebohongan dengan mengaku telah memiliki kuasa terhadap semua lahan di Taman BMW.

"Kalau pemprov punya kuasa, plang dari PT Buana bongkar. Kalau belum dibongkar bohong dong kalau bilang permasalahan sudah selesai," tutur Roy.

Dia pun melaporkan masalah pemindahan stadion itu pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 23 Juni 2014 lalu. Menurut Roy, konsultasi ini dilakukan agar pemindahan stadion tidak menimbulkan masalah seperti yang terjadi pada beberapa proyek yang pernah dilakukan Kemenpora sebelumnya.

"Sama sekali dari Kemenpora tidak ada upaya untuk menghambat pembangunan dari prasarana  yang ada hubungannya  dengan Stadion Lebak Bulus,” ucap dia 6 Juni 2014 lalu.

Sementara itu, Kepala Komunikasi Publik Kemenpora Gatot S Dewa Broto turut bersuara. Dia menyampaikan, pihaknya masih menunggu sertifikat kepemilikan lahan, sebagai bukti ketersediaan lahan stadion di Taman BMW dari Pemprov DKI.

"Sertifikat yang menurut informasi sudah ada, namun sampai saat ini belum juga ditunjukkan kepada Kemenpora," kata Gatot dalam pernyataan tertulisnya di Jakarta 6 Juni 2014 lalu.

Numpang Ngetop ...

3 dari 3 halaman

Numpang Ngetop

Ahok tak kalah keras. Dia meminta agar Roy menjaga ucapannya. Menurutnya, selama ini dirinya tidak pernah memaksa Roy mengeluarkan rekomendasi pemindahan stadion Lebak Bulus.

"Siapa yang mau maksa dia? Dia bilang baru jadi Plt saja sudah mau maksa dia. Makanya saya bilang Menpora itu jangan ngomong sembarangan. Saya cuma nunggu balesannya surat Pak Jokowi, yang saya cuma balesnya 2 kali surat," ujar Ahok 24 Juni 2014 lalu.

Dia juga tak gentar meski telah 2 kali disomasi. Somasi pertama telah dilayangkan kepada Ahok pada tanggal 9 Juni 2014 lalu dan telah dijawab Pemprov DKI Jakarta. Namun karena merasa belum dipenuhi tuntutan permintaan maafnya, maka sang menteri kembali mengirim somasi pada 16 Juni 2014.

"Dia punya pengacara, entar somasi-somasi. Kalau aku sih malas somasi dia. Aku takut kalau lu (Roy Suryo) ngetop. Karena dia begitu karena mau ngetop saja."

"April 2014, dia pernah dateng menghadap. Dia pikir mau diangkat menteri lagi kali gitu. Dia datang loh menghadap Pak Joko Widodo. Pak Jokowi bikin surat ke Menpora, April 2014. Lalu kenapa dia enggak jawab?"

Ahok mengaku tak mengeluarkan pernyataan bahwa Kemenpora menghambat pembangunan MRT. Dia menjelaskan, beberapa waktu lalu hanya mengatakan pembongkaran Stadion Lebak Bulus untuk Depo MRT menunggu rekomendasi Menpora.

Rekomendasi itu baru akan keluar jika sertifikat lahan pengganti stadion di Taman BMW, Jakarta Utara, sudah diserahkan oleh Pemprov ke Kemenpora.

"Minta maaf gimana? Salah kita dimana? Ya kita sebutin (di surat balasan) mana ada yang ngomongin lu. Nanti somasi ketiga lagi, nggak puas? Jawab lagi kan."

"Namanya juga hak jawab. Ya gua jawab dong. Balasan somasi pertama aja belum sampai, dia udah kirim somasi kedua," ucap Ahok.

Jokowi yang tengah cuti sebagai Gubernur DKI Jakarta akhirnya ikut-ikutan gerah. Menurut mantan Walikota Solo itu, akan lebih baik perseteruan tersebut diakhiri tanpa ada permusuhan.

Dari pada saling melempar argumen dan saling menyalahkan, lebih baik menurut Jokowi, Ahok dan Roy saling bertemu membicarakan langsung solusi konkret ‎mengenai permasalahan tersebut.

"Nggak perlulah, Pak Menteri (Roy Suryo) dan Pak Ahok, nggak perlulah seperti itu," imbau Jokowi Kamis, 26 Juni 2014. (Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.