Sukses

Putri Awak Kapal Sewol Ditemukan Tewas Bunuh Diri

Sang ayah yang menghadapi tuduhan kelalaian yang menyebabkan ratusan orang meninggal, bebas sementara untuk memakamkannya.

Liputan6.com, Seoul - Tenggelamnya kapal feri Sewol pada Rabu 16 April 2014 tak hanya menyudahi nyawa dan mimpi para korban yang ikut berlayar di dalamnya. Tragedi yang ditangisi seluruh rakyat Korea Selatan itu juga menciptakan trauma mendalam, sampai-sampai membuat sejumlah orang mengambil jalan pintas: bunuh diri.

Putri dari salah satu awak Sewol ditemukan tewas Kamis ini. Sang ayah yang menghadapi tuduhan kelalaian yang menyebabkan ratusan orang meninggal, mendapatkan pembebasan sementara dari tahanan, agar ia bisa memakamkan anaknya.

Pria yang tak disebut namanya itu adalah 1 dari 15 awak kapal yang selamat dan kini menghadapi tuduhan -- dari kelalaian sampai pembunuhan. Mereka juga jadi sasaran kemarahan publik yang emosi menyaksikan para kru melarikan diri, meninggalkan para korban, yang kebanyakan adalah anak-anak sekolah yang akan berdarmawisata ke Jeju, mengikuti perintah yang mereka keluarkan. Untuk tetap diam di tempat dan tak terjun ke laut meski jaket pelampung sudah terpasang di badan.

Putri awal kapal tersebut sejatinya sudah menyiapkan diri selama bertahun-tahun untuk mengikuti tes calon pegawai pemerintah. Demikian ujar petugas polisi di Busan -- di mana perempuan itu ditemukan tewas.

"Menjadi pegawai pemerintah adalah harapan terakhirku, tapi aku tak yakin itu adalah jalanku. Terima kasih telah mendukungku selama ini, aku minta maaf," tulis dia dalam wasiat yang ditujukan pada suaminya, seperti Liputan6.com kutip dari Reuters, Kamis (26/6/2014).

Belum jelas apakah ada keterkaitan tragedi Sewol dengan aksi bunuh diri tersebut.

Sewol yang kelebihan beban tenggelam di perairan menuju Jeju. Kapal itu berangkat dari Incheon. Dari 476 penumpang dan awak, 339 di antaranya adalah anak-anak dan para guru Danwon High School yang akan berwisata ke Jeju. Hanya 172 orang yang berhasil diselamatkan dalam kondisi hidup.

Sebelumnya, wakil kepala sekolah Danwon High School, Kang Min Kyu (52) yang berhasil diselamatkan dari Sewol yang karam, akhirnya memilih mengakhiri hidupnya.

Ia ditemukan tewas, diduga gantung diri menggunakan ikat pinggang di sebuah pohon di Jindo, dua hari setelah Sewol tenggelam. Dalam wasiatnya, Kang menyatakan kekecewaannya karena ia bisa diselamatkan, sementara banyak muridnya tidak.

Kemarin, 71 hari setelah tragedi, murid-murid Danwon High School kembali ke sekolah untuk kali pertamanya. Dalam kondisi terguncang dan berlinang air mata. Perwakilan murid membacakan doa dan kenangan untuk para korban. "Tolong jangan pernah lupakan Sewol..." (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.