Sukses

Titik Panas Meningkat Tajam, Udara Riau Mulai Tidak Sehat

Satelit Terra dan Aqua mendeteksi peningkatan titik panas sebagai indikasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Riau.

Liputan6.com, Pekanbaru - Kondisi udara di Provinsi Riau mulai dinyatakan tidak sehat karena meningkatnya kebakaran hutan dan lahan di Riau. Di Kota Dumai, partikel debu karena asap sudah mencapai 92 microgram/meter kubik.

Berdasarkan paparan Posko Siaga Darurat Asap, angka ini setara dengan 134 Indeks Standar Pengukur Udara (ISPU). Dengan ini, tingkat kualitas udara bersifat merugikan pada kesehatan manusia dan merusak tumbuhan.

Untuk hari ini, Satelit Terra dan Aqua dari BMKG mendeteksi peningkatan titik panas dibandingkan hari sebelumnya, sebagai indikasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Riau.

"Total titik panas di Pulau Sumatera ada 386. Paling banyak di Riau sebanyak 366 titik. Rokan Hilir merupakan kabupaten yang paling banyak terdapat titik api, yaitu 221 titik," terang Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo di Pekanbaru, Rabu (25/6/2014).

Dari 366 titik, tingkat kepercayaan yang menunjukkan terjadinya kebakaran hutan ada 215 titik. Tingkat kepercayaan mencapai 70 persen lebih.

"Setelah Rokan Hilir, Kota Dumai menempati posisi kedua sebanyak 59 titik. Di kota ini, kabut asap pekat sudah menyelimuti dan jarak pandangnya hanyak 2 kilometer. Kabut juga berasal dari Rokan Hilir, yang bersebelahan dengan Dumai," ujar Agus.

di Kabupaten Bengkalis, tambah Agus, terdapat 57 titik. Di Kepulauan Meranti 2 titik, Pelalawan 19, Siak 1, Indragiri Hulu 1, Indragiri Hilir 3 dan Kabupaten Kuansing sebanyak 3 titik.

Berdasarkan prakiraan BMKG, cuaca di Riau cerah hingga berawan. Hujan ringan berpotensi terjadi di Wilayah Riau bagian timur, tengah, barat dan selatan. "Jarak pandang di Pekanbaru berkisar 7 kilometer, Rengat 5 kilometer dan Pelalawan 6 kilometer," pungkas Agus.

Hingga kini, pemadaman melalui darat dan udara terus dilakukan. Titik pemadaman difokuskan ke Rokan Hilir. Selain itu, patroli juga dilakukan untuk mencegah manusia membakar hutan dan lahan.

"Sejauh ini, Polda Riau sudah menangkap sebanyak 54 tersangka pembakar hutan dan lahan," terang Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo SIK.

Sebanyak 54 tersangka merupakan total dari 37 laporan kepolisian. Di antara tersangka ada yang tertangkap membakar dan melakukan perambahan hutan. "Semuanya punya kaitan karena membakar lahan sebelum merambah dan melakukan pembalakan liar," pungkas Guntur. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini