Sukses

Remaja Israel Tewas Terkena Roket Suriah, Netanyahu Berang

Anak itu bahagia sekali ketika saya mengajaknya bersama saya hari ini, dan sekarang kegembiraan ini menjadi dukacita.

Liputan6.com, Yerusalem Sejak pecahnya krisis Suriah di awal tahun 2011 lalu, serangan-serangan ke dalam negara Israel memang berkurang. Pihak-pihak yang biasanya melakukan serangan-serangan ke Israel sedang mengalihkan sumber daya mereka untuk menghadapi musuh-musuhnya di dalam negeri Suriah sendiri. Namun tidak lama.

Sebagaimana dilansir dari Sydney Morning Herald, Senin (23/06/2014) Israel semakin terlibat dalam krisis Suriah setelah pesawat-pesawat tempur dan roket-roketnya menghantam sembilan sasaran melewati perbatasan di awal Senin ini sebagai pembalasan atas serangan rudal di Suriah sehari sebelumnya.

Serangan Suriah itu menewaskan seorang remaja Israel dan melukai ayahnya di perbatasan Dataran Tinggi Golan.

Tewasnya remaja itu, Mohammed Karaka (13), dalam serangan terhadap kendaraan kontraktor sipil Israel itu merupakan pertama kalinya seseorang di pihak Israel terbunuh sejak perang sipil Suriah meletus sejak tiga tahun  terakhir.

Seorang juru bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF) mengatakan bahwa Israel menembakkan rudal dari daratan dan roket-roket dari udara yang menyasar sejumlah tempat di Suriah, termasuk sebuah markas komando militer.

Pihak Israel tidak menyebutkan di mana sasaran Suriah itu berada. Selama tiga tahun terakhir, Israel telah menyerang pemindahan senjata-senjata di Suriah, yang menurut Israel dimaksudkan untuk dikirim kepada sayap militer Syiah, yakni Hezbollah yang berpangkalan di Lebanon.

Kemarin, seorang remaja Israel tewas dan dua orang sipil lainnya, termasuk ayah remaja itu, terluka dalam serangan lintas batas dari Suriah ke Dataran Tinggi Golan yang dibawah kendali Israel. Tidak jelas siapa yang berada belakang serangan karena pasukan Suriah dan pemberontak sama-sama bergiat di kawasan itu.

Reaksi Netanyahu...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Reaksi Netanyahu

Menurut pihak Kantor Perdana Menteri Israel, PM Benyamin Netanyahu telah berbincang dengan ayah remaja itu. “Musuh-musuh negeri Israel tidak malu-malu menghalalkan segala cara, mereka tidak malu-malu menyerang rakyat sipil dan membunuh anak-anak, sebagaimana kejadian pagi ini,” kata Netanyahu dalam pernyataannya. “Mereka tidak membeda-bedakan warga kami yang Yahudi ataupun yang bukan Yahudi.”

Ayah anak itu dirawat di rumah sakit. Ia mengatakan kepada situs berita Ynet bahwa Mohammed bercita-cita menjadi dokter. “Anak itu bahagia sekali ketika saya mengajaknya bersama saya hari ini, dan sekarang kegembiraan ini menjadi dukacita,” kata Karaka.”Saya tidak sanggup kembali bekerja,” imbuhnya.

“Saya hanya bisa berharap semoga kejadian seperti ini tidak lagi terjadi di keluarga mana pun, karena tida ada seorang pun yang mampu menghadapi kematian seperti ini."

Serangan itu merupakan kejadian terpenting di perbatasan dengan Suriah sejak negara itu rusuh lebih dari tiga tahun lalu.“Ini bukan kecelakaan, tapi serangan sengaja,” kata, juru bicara militer Israel Letnan Kolonel PeterLerner.

Pemberitaan Israel menyebut remaja itu sebagai Mohammed Karaka (13) dari Desa Arraba di Galilea. Ayahnya, seorang tenaga kontrak bagi Kementerian Pertahanan Israel, bekerja mengantarkan air ke tempat pembangunan di dekat pagar perbatasan ketika kendaraan mereka terkena.

Pada Maret lalu, sejumlah prajurit Israel terluka karena ledakan bom yang ditanam sepanjang pagar perbatasan. Israel menanggapinya dengan menyerang posisi-posisi tentara Suriah di sisi lain di Dataran Tinggi Golan.

Kemarin petang, pihak militer Israel mengadu secara resmi kepada pasukan penjaga perdamaian PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang ditempatkan sepanjang perbatasan Israel dan Suriah, dan mengatakan bahwa kejadian ini merupakan pelanggaran perjanjian gencatan senjata para pihak.

Israel memerintah di Dataran Tinggi Golan sejak mencaplok kawasan tersebut dari Suriah di tahun 1967.

Sejak saat itu hingga mulainya pemberontakan di Suriah di bulan Maret 2011, keadaan di perbatasan lumayan tenang-tenang saja. Namun selama tiga tahun terakhir, Israel telah membelanjakan sejumlah US$60 juta untuk pagar perbatasan yang canggih untuk mencegah merebaknya kerusuhan dari Suriah. (Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini