Sukses

Kapten Pilot Jadi Tersangka Tragedi MH370?

Dijelaskan bahwa tragedi MH370 terjadi bukan masalah teknis pada pesawat atau aksi terorisme, melainkan karena 'aksi intervensi' pilot.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Keberadaan pesawat maskapai Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 masih menjadi misteri. Pencarian terus diupayakan tim multinasional yang dipimpin Australia.

Sementara itu, aparat Malaysia dikabarkan terus melakukan penyelidikan atas penyebab raibnya burung besi yang mengangkut 239 penumpang tersebut. Kapten Pilot MH370 Zaharie Ahmad Shah yang juga berada di dalam pesawat kini dikabarkan telah ditetapkan sebagai tersangka.

Berdasarkan laporan The Sunday Times yang dimuat sejumlah media seperti The Malaysian Insider dan Sydney Morning Herald, Minggu 22 Juni 2014, pilot berusia 53 tahun itu disebutkan sebagai dalang utama hilangnya pesawat.

Dijelaskan bahwa tragedi MH370 terjadi bukan masalah teknis pada pesawat atau aksi terorisme, melainkan karena 'aksi intervensi' yang dilakukan Zaharie.

Hal itu berdasarkan penyelidikan atas biografi, informasi, dan catatan kriminal dari 170 orang yang berada di pesawat, termasuk Zaharie dan pilot Fariq Abdul Hamid.

Selain itu, Zaharie juga dicurigai atas kecenderungan aktivitasnya di media sosial yang mengisyaratkan tak berhasrat untuk menata masa depan. Berbeda dengan pilot dan kru lain yang ditemukan indikasi adanya mimpi dan target pada masa depan.

Sebelumnya Kepolisian Malaysia menyita alat simulator penerbangan dari rumah Zaharie. Data di dalam simulator itu awalnya tak ada karena diduga sudah dihapus. Tim penyidik kemudian berhasil mengembalikan kembali data tersebut.

Dari data itu diketahui bahwa simulator milik Zaharie berisi cara berlatih menerbangkan pesawat ke Samudera Hindia bagian selatan dan mendarat di sebuah pulau dengan landasan pacu yang pendek.

Seorang rekan kerja yang juga pilot mengungkapkan Zaharie kerap menghabiskan waktu liburannya untuk memainkan simulator penerbangan di rumahnya. Menurut teman yang tak disebutkan namanya itu, Zaharie merupakan seorang yang ahli dalam merancang perangkat penerbangan.

"Semua orang bisa bertanya apa pun kepadanya soal teknologi penerbangan, dan dia pasti bisa menjawabnya," ujar teman tersebut.

Indikasi lain yang mengarahkan bahwa Zaharie sebagai orang yang kemungkinan bertanggung jawab atas hilangnya MH370 adalah bahwa ayah 3 anak itu tengah depresi lantaran masalah keluarga. Zaharie dikabarkan telah bercerai dengan istrinya.

Namun putra bungsu sang pilot, Ahmad Seth mengecam keras berbagai spekulasi negatif yang mengarah pada ayahnya. Menurut dia, sang ayah adalah seorang yang baik hati.

"Aku membaca semuanya yang ada di dunia maya. Namun aku abaikan semua spekulasi itu. Aku lebih tahu siapa ayahku," kata Ahmad seperti dikutip dari News.com.au. "Kami mungkin tak dekat karena dia selalu terbang. Tapi aku lebih mengenalnya."

Hingga berita ini diunggah, belum ada konfirmasi dari pihak Kepolisian Malaysia soal kabar ditetapkannya Kapten Zaharie sebagai tersangka.

Bersambung ke: Lokasi Baru Pencarian MH370

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lokasi Baru Pencarian MH370



Pesawat Malaysia Airlines MH370 dinyatakan hilang kontak pada 8 Maret 2014 dini hari. Hingga saat ini, atau sudah lebih dari 100 hari berlalu, burung besi tersebut belum ditemukan.

Ada 239 orang yang berada di MH370. Mereka terdiri dari 152 warga China, 38 Malaysia, 7 Indonesia, 5 India, 7 Australia, 3 Prancis, 3 Amerika Serikat, 2 Selandia Baru, 2 Ukraina, 2 Kanada, 1 Rusia, 1 Italia, 1 Taiwan, 1 Belanda dan 1 Austria.  239 penumpang itu terdiri atas 227 penumpang, termasuk 2 bayi dan 12 awak pesawat. Pesawat diterbangkan oleh Kapten Zaharie Ahmad Shah (53).

Pihak Australia yang ditunjuk pemerintah Malaysia sebagai pemimpin tim pencarian multinasional baru-baru ini mengumumkan lokasi baru pencarian dari area eksplorasi sebelumnya. Yakni di area seluas 60 ribu km di Samudra Hindia selatan. Namun pencarian kemungkinan baru dilakukan mulai Agustus 2014.

Sebelumnya para tim pencari berfokus pada area berjarak 1.000 hingga 2.500 km di sebelah barat daya Perth, Australia, tepatnya di lokasi 'ping' yang diyakini menjadi lokasi akhir perjalanan MH370. Namun perburuan pesawat selama berminggu-minggu itu tak kunjung membuahkan hasil.

Pusat Koordinasi Kerja Sama Pencarian pesawat MH370 atau Joint Agency Coordination Centre (JACC) menjelaskan, pergeseran lokasi pencarian MH370 dari selatan ke barat daya Samudera Hindia ini diputuskan berdasarkan analisa 'handshakes' kesesuaian data antara jalur dugaan MH370 dengan data satelit yang dioperasikan perusahaan satelit Inggris Inmarsat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini