Sukses

Lokasi Baru Pencarian Pesawat MH370

Pergeseran lokasi pencarian MH370 berdasarkan analisa 'handshakes' kesesuaian data antara jalur dugaan MH370 dengan data satelit Inmarsat.

Liputan6.com, Perth - Tim pencari multinasional yang dipimpin Australia akan melanjutkan pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 setelah sebelumnya gagal menemukan puing di kawasan selatan Samudera Hindia yang dipercaya sebagai lokasi akhir penerbangan Boeing 777-200ER tersebut.

Pusat Koordinasi Kerja Sama Pencarian pesawat MH370 atau Joint Agency Coordination Centre (JACC) mengungkap, pencarian selanjutnya akan dilakukan pada lokasi yang berbeda, yakni di sebelah barat daya Samudera Hindia.

"Australia telah mengerahkan kapal Fugro Equator untuk menentukan lokasi spesifik, yang bekerja sama dengan kapal China PLA-Navy," demikian pernyataan JACC, seperti dimuat News.com.au, Rabu (18/6/2014).

Dijelaskan bahwa, 2 kapal Australia juga telah dikerahkan untuk melakukan survei batimetrik dengan pemetaan di dasar laut sebagai langkah awal untuk mencari MH370 di laut dalam. "Pencarian MH370 (terbaru) dijadwalkan pada Agustus."

Pergeseran lokasi pencarian MH370 dari selatan ke barat daya Samudera Hindia ini diputuskan berdasarkan analisa 'handshakes' kesesuaian data antara jalur dugaan MH370 dengan data satelit yang dioperasikan perusahaan satelit Inggris Inmarsat.

Pada data satelit itu, dijelaskan bahwa pesawat MH370 berbalik arah ke selatan dari rute Kuala Lumpur, Malaysia-Beijing China. Kemudian mengitari Pulau Sumatera hingga menuju Samudera Hindia.

"Kami harus melakukan survei bawah laut secara mendalam. 'Handshakes' atau kesesuaian data ini merupakan petunjuk paling kuat yang kita miliki saat ini," ujar Kepala JACC Angus Houston.

Sebelumnya, pejabat Inmarsat, Chris Ashton mengatakan pihaknya meyakini bahwa MH370 memang jatuh di Samudera Hindia. Menurut dia, saat mencari MH370 beberapa waktu lalu, para tim pencari belum menuju area 'hotspot' Samudera Hindia yang dimaksud. Tapi hanya berfokus mengeksplorasi sumber sinyal 'ping' yang diyakini merupakan Boeing 777-200ER itu.

"Tak berarti mereka tak realistis dalam upaya pencarian, tapi lokasi yang mereka tuju masih jauh dari area yang menurut kami sangat mungkin sebagai lokasi (jatuhnya pesawat)," ujar Chris kepada BBC, 17 Juni.

Pesawat Malaysia Airlines MH370 dinyatakan hilang kontak pada 8 Maret 2014 dini hari. Hingga saat ini, atau sudah lebih dari 100 hari berlalu, burung besi tersebut belum ditemukan.

Ada 239 orang yang berada di MH370. Mereka terdiri dari 152 warga China, 38 warga Malaysia, 7 Indonesia, 5 India, 7 Australia, 3 Prancis, 3 Amerika Serikat, 2 Selandia Baru, 2 Ukraina, 2 Kanada, 1 Rusia, 1 Italia, 1 Taiwan, 1 Belanda dan 1 Austria.  239 penumpang itu terdiri atas 227 penumpang, termasuk 2 bayi dan 12 awak pesawat. Pesawat diterbangkan oleh Kapten Zaharie Ahmad Shah (53). (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.