Sukses

Paus Fransiskus Tolak Mobil Anti-Peluru, Tak Takut Ancaman?

'Popemobile' bervitur keamanan tinggi dipakai sejak percobaan pembunuhan terhadap Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1981.

Liputan6.com, Vatikan - Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus mengumumkan ia tak akan memakai mobil dengan vitur keamanan tinggi, atau dikenal sebagai "Popemobile", saat tampil di depan publik.

Alasannya, pada usia yang sudah sepuh, ia tak memiliki banyak hal yang dikhawatirkan bakal hilang. "Memang benar, apapun bisa terjadi, tetapi mari kita hadapi itu. Pada usia ini, saya tak punya sesuatu untuk dikhawatirkan," kata dia dalam wawancara yang dipublikasikan La Vanguardia, seperti Liputan6.com kutip dari CNN, Senin (16/6/2014).

Usianya sudah 77 tahun, sebuah anugerah umur panjang. "Saya tahu, mungkin bakal terjadi sesuatu padaku. Tapi semua itu di tangan Tuhan."

Ketidakmauan Paus Fransiskus menggunakan mobil khusus tersebut bikin pusing mereka yang bertanggung jawab atas keamanannya.

Dalam sebuah kunjungan di Brasil, Paus menggunakan hatchback Fiat perak dalam perjalanan dari bandara ke pusat kota Rio de Janeiro. Sepanjang jalan, mobil itu terjepit di antara bus-bus. Belum lagi orang-orang yang berkerumun dan mencoba mendekati kendaraan untuk menyentuh Sri Paus.

Dia juga menggunakan kendaraan anti-peluru beratap terbuka, bukan tertutup -- versi yang disukai Paus Benediktus -- saat melalui melewati umat yang berkerumun di Lapangan Santo Petrus.

Keputusan Paus -- yang baru-baru ini mengunjungi Timur Tengah ke Yordania, Tepi Barat, dan Yerusalem -- mungkin telah menimbulkan celah dalam pengamanannya. Di sisi lain, dengan caranya itu, pria bernama asli Jorge Mario Bergoglio ini mengaku bisa bicara dan bertemu dengan banyak orang secara langsung, personal, tanpa halangan.

Sejak percobaan pembunuhan terhadap Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1981, Kepala Gereja Katolik Roma menggunakan 'Popemobile' -- mobil yang sisinya dipasang kaca antipeluru.

Hari itu, 13 Mei 1981, Mehmet Ali Agca menembak Paus Yohanes Paulus II di bagian perut, lengan dan tangan, saat pemimpin Takhta Suci Romawi itu berkendara membelah kerumunan di Lapangan Santo Petrus.



Cedera yang dialami Sri Paus mengancam jiwanya. Untung, setelah menjalani operasi besar nyawanya selamat.

Setelah sembuh, Paus Yohanes Paulus bahkan menemui orang yang ingin membunuhnya itu dalam penjara. Memberinya maaf.

Agca, yang belum pernah menjelaskan alasan di balik upaya pembunuhan Yohanes Paulus II, dihukum penjara seumur hidup. Ia bebas setelah mendapat pengampunan pada tahun 2000 setelah hampir 20 tahun di balik jeruji besi, dan dideportasi kembali ke Turki. 

Di sisi lain, Paus Fransiskus tak steril dari ancaman. Perang yang ia kobarkan melawan korupsi di gereja Katolik, termasuk perombakan besar-besaran Bank Vatikan --yang penuh skandal, telah membuatnya jadi target mafia Italia.

"Keinginan kuat Paus Fransiskus melawan korupsi menempatkannya dalam risiko. Ia telah mengganggu banyak sekali kerja mafia," kata jaksa antimafia terkemuka Italia, Nicola Gratteri.

Hal yang sama diungkap Antonio Nicaso, seorang ahli kejahatan terorganisir di Italia. Menurut dia, Paus harus berhati-hati. Ia tak lagi bisa jalan-jalan di Lapangan Vatikan seperti orang kebanyakan. "Ada banyak cara membunuh seorang Paus. Mereka (Vatikan) harus berhati-hati. Bagi organisasi kriminal, mereka biasa menyingkirkan apa yang dianggap hambatan, tanpa memikirkan konsekuensinya," tambah Nicola. (Baca juga: Perangi Korupsi, Paus Fransiskus Terancam Dibunuh Mafia?)

Bakal Mundur?



Dalam wawacara dengan La Vanguardia, Paus asal Argentina itu juga tak menutup diri mengikuti jejak Benediktus XVI yang mundur dari kepausan.

Ia bahkan memuji pensiun dini pendahulunya itu sebagai 'sikap besar' yang membuka pintu ke arah penciptaan lembaga Paus Emeritus. "Saat manusia berusia panjang, ada saatnya kita sampai pada usia yang tak lagi mampu melaksanakan banyak hal," kata Paus Fransiskus. "Saya akan melakukan apa yang dilakukan Benediktus, meminta pencerahan dari Tuhan, apa yang harus saya lakukan, dan Dia akan memberikan jalan."

Paus Fransiskus juga menegaskan komitmennya untuk hubungan antar-agama dan harapannya untuk perdamaian Timur Tengah. Tujuannya bukan untuk dikenang dan dipuja dalam sejarah.

"Tapi saya akan senang jika Anda mengingatku dan berkata, 'dia orang baik, dia melakukan apa yang dia bisa. Tak jelek-jelek amat.' Bagi saya itu sudah memuaskan." (Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini