Sukses

3 Gunung Berapi di Sulawesi Utara Berstatus Siaga III

Ketiga gunung berapi itu adalah Lokon, Soputan dan Karangetan.

Liputan6.com, Manado - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Noldy Liow mengumumkan status 3 gunung berapi di wilayahnya. "Saat ini 3 gunung berapi di Sulut, yakni Lokon, Soputan dan Karangetan sedang diberlakukan Siaga III," kata Noldy di Manado, Sabtu (14/6/2014).

Siaga III yang diberlakukan pada gunung berapi di Sulut itu, menurut Noldy, sudah dilaporkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat. Karena itu pemerintah daerah saat ini menggelar kegiatan antisipasi dan penanggulangan bencana.

"Beberapa gunung di daerah lain telah mengalami bencana, semisal Gunung Kelud dan Gunung Sinabung, karena itu dilaksanakan kegiatan antisipasi bencana," jelas Noldy.

Status itu, dinilainya melekat akibat aktivitas dari gunung terus menunjukkan peningkatan, sehingga perlu diwaspadai oleh masyarakat guna menghindari terjadinya bahaya jika tiba-tiba ada letusan besar.

"Masyarakat yang berada di sekitar 3 gunung berapi ini harus waspada, karena status Siaga menunjukkan bahwa gunung masih sangat tinggi aktivitasnya," papar Noldy.

Untuk Gunung Lokon, imbuh dia, radius bahayanya berada 2,5 kilometer dari Kawah Tompaluan. Sebab, seluruh area tersebut berpotensi terkena dampak langsung, seperti abu vulkanik, lontaran material pijar, hingga awan panas jika terjadi letusan besar.

"Lokon hingga kini masih banyak terjadi gempa vulkanik dalam hingga permukaan. Ini mengindikasikan adanya imigrasi magma, namun belum diketahui pasti apakah akan disertai letusan. Diharapkan masyarakat tetap waspada saja dengan mengikuti semua instruksi yang dikeluarkan terutama soal larangan di zona bahaya," katanya.

Di Sulut, ada 9 gunung berapi, namun hanya 3 yang berstatus Siaga. Sedangkan lainnya status Normal, seperti Gunung Klabat di Minut, Tangkoko di Bitung, Awu di Sangihe, dan Gunung Ambang.

"Naiknya aktivitas Gunung Lokon, Karangetang dan Soputan wajar saja, sebab masih dalam satu zona subduksi, yakni dari pergerakan lempeng Pasifik-Eurasia. Kenapa lainnya tidak naik aktivitasnya? Karena mungkin saat terjadi pertemuan lempeng tidak terpicu pergerakan energi magmanya karena lemah," ungkap Noldy.

Sejauh ini pihaknya masih memantau secara intensif terhadap aktivitas gunung, terutama Lokon di Tomohon, sebab masih berpotensi terjadinya letusan. (Ant/Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.