Sukses

Pameran Yahudi UNESCO di Tengah Protes

Pameran ini sebenarnya dijadwalkan untuk dibuka pada tanggal 20 Januari 2014 lalu, namun tertunda karena datangnya protes,

Liputan6.com, Paris Suatu pameran yang menjelaskan hubungan dan kedekatan bangsa Yahudi dengan Tanah Suci Yerusalem dibuka di Paris pada tanggal 11 Juni 2014. Pameran berlangsung hingga tanggal 20 Juni 2014.

Berita ini diterima dari situs resmi UNESCO, suatu badan dalam PBB yang berkutat dengan bidang pendidikan dan kebudayaan. (Baca juga www.unesco.org).

Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bokova, dan pendiri sekaligus Ketua Simon Wiesenthal Centre, Rabbi Marvin Hier, membuka pameran sejarah bangsa Yahudi di Timur Tengah yang diadakan di kantor pusat UNESCO di Paris, Prancis.

Dengan judul “Manusia, Kitab, Tanah: Hubungan 3500 Tahun antara Bangsa Yahudi dengan Tanah Suci”, pameran itu memperagakan ringkasan kehidupan bangsa Yahudi di Tanah Suci mulai dari zaman Alkitabiah hingga masa kini dalam bentuk 30 panel-panel bergambar dan tulisan-tulisan.

Pemeran ini dikerjakan bersama oleh UNESCO dan Simon Wiesenthal Centre dengan sponsor dari Delegasi Tetap untuk UNESCO dari Kanada, Israel, Montenegro, dan Amerika Serikat.

Pertama kali

Dalam sambutan pembukaannya, Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bokova, mengatakan, “UNESCO adalah badan PBB pertama yang mengadakan pameran yang menghubungkan bangsa Yahudi dengan Tanah Suci. Dengan demikian, UNESCO menegaskan perannya sebagai platform internasional untuk kerjasama intelektual dan dialog antar budaya.”

“Kami sudah lama menunggu saat ini,” kata Rabbi Hier. “Ini benar-benar peristiwa bersejarah karena untuk pertama kalinya dalam sejarah PBB, di mana PBB mau menjadi sponsor bersama untuk pameran yang dilakukan melalui organisasi kependidikannya, UNESCO.”

Pameran ini sebenarnya dijadwalkan untuk dibuka pada tanggal 20 Januari 2014 lalu, namun ditentang keras oleh delegasi-delegasi Arab untuk UNESCO, yang bersikeras bahwa pameran ini dapat mengganggu pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina. Pameran ini sempat ditunda tanpa batas waktu.

Sebelumnya, sebagaimana dilaporkan dalam terbitan pers UNESCO pada tanggal 17 Januari 2014 lalu, para anggota delegasi itu mengatakan, “masih ada isu yang belum terpecahkan terkait dengan nilai sejarah dalam bentuk tulisan dan maupun gambar, yang dapat dianggap oleh Negara Anggota sebagai sesuatu yang membahayakan proses perdamaian.”

Dikutip dari Jewish Journal (23 Januari 2014), disebutkan bahwa Abdulla Alneaimi, seorang delegasi dari Uni Emirat Arab untuk UNESCO, menulis suatu surat kepada UNESCO pada tanggal 14 Januari 2014 dan meminta organisasi itu untuk membatalkan pameran. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini