Sukses

Jam Malam Ancam Warga Thailand Tak Nonton Bareng Piala Dunia

Bisnis yang biasanya buka hingga larut malam ditutup, dan masyarakat tak boleh pulang larut, karena jam malam diberlakukan.

Liputan6.com, Bangkok - Status darurat militer Thailand yang memberlakukan jam malam di Thailand, menjadi ancaman tersendiri bagi para penggemar sepak bola di Negeri Gajah Putih itu. Mereka sepertinya akan kesulitan untuk menyaksikan siaran Piala Dunia 2014 bersama atau nonton bareng, yang mulai tayang perdana pada 12 Juni 2014.

Seperti dikutip Liputan6.com dari Channel News Asia, Kamis (12/6/2014), jalan-jalan dibersihkan dari segala kegiatan malam alih-alih menjaga keamanan. Bisnis yang biasanya buka hingga larut malam pun ditutup, dan masyarakat tak boleh pulang larut, karena jam malam diberlakukan sejak pukul 00.00-04.00.

Dengan adanya jam malam itu, mereka tak bisa menonton pertandingan sepak bola pada larut malam atau dini hari menjelang pagi. Di bawah pemerintahan militer, mereka kemungkinan tak bisa lagi melakukan kebiasaan menikmati laga bola akbar dunia di pub lokal.

Tempat olahraga yang biasanya penuh sesak dengan orang-orang selama acara bola dunia itu, terancam dikenakan sanksi jika mereka tetap terbuka selama jam malam. Namun demikian, belum diketahui apakah ada pengecualian terkait jam malam untuk menyaksikan pertandingan Piala Dunia ini.

"Saat ini permasalahannya apa yang akan terjadi dalam beberapa hari ke depan, saat Piala Dunia dimulai. Kami semua merasa tak sabar ingin menonton, namun setiap hari di sini kami terkena dampaknya. Kami masih belum tahu," ujar manajer The Dubliner Pub Eoin O'Kelly.

"Ketidakpastian akan mempengaruhi kami. Apakah kami tetap boleh beroperasi atau tidak. Paling tidak, apabila kami memperoleh kepastian, kami dapat melakukan sesuatu," sambung O'Kelly.

Sejauh ini, pihak militer menyatakan bahwa jam malam masih diperlukan, tetapi juga mengisyaratkan bahwa situasi dapat berubah. Kolonel Winthai Suvari pun masih meminta warganya, untuk menonton Piala Dunia dari rumah masing-masing.

"Bagi orang yang ingin menonton Piala Dunia di daerah yang (jam malam) masih diperlukan, kami akan meminta orang-orang untuk tinggal di rumah. Tapi masih ada waktu. Kami akan terus mendiskusikan masalah ini," ucap Kolonel Winthai Suvari.

Kenyataan ini diperparah dengan masih diberlakukannya sensor terhadap media. Sebab, hak siar resmi 64 tayangan Piala Dunia di Thailand dipegang oleh stasiun televisi kabel. Itu berarti tidak semua pertandingan bisa mereka saksikan melalui tayangan stasiun televisi lokal.

Dampak diberlakukannya jam malam oleh pemerintah militer, saat ini memang telah mempengaruhi kehidupan malam dan wisata di Thailand. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.