Sukses

Beredar Novel Misteri MH370, Istri Penumpang: Jijik

"Merilis sebuah buku begitu cepat setelah kejadian, dan tanpa informasi lebih lanjut tentang insiden itu membuatku marah".

Liputan6.com, Wellington - Pesawat Malaysia Airlines MH370 yang raib dari radar sejak 8 Maret 2014 tak kunjung ditemukan. Namun berbagai kisah tentang hilangnya pesawat yang ditumpangi 239 orang itu terus bermunculan.

Salah satunya adalah kisah penerbangan nahas MH370 yang dibukukan melalui cerita novel. Lalu beredar melalui e-book.

Namun seperti dikutip dari SMH.com.au, Senin (9/6/2014), istri dari penumpang MH370 asal Selandia Baru, Danica Weeks justru tak senang dengan kehadiran novel tersebut. Ia merasa terganggu dengan adanya cerita bergenre fiksi misteri yang dikait-kaitkan dengan MH370.

"Jijik," ungkap Danice.

Novel yang muncul 3 bulan setelah burung besi yang terbang dari Bandara Internasional Kuala Lumpur menuju Beijing lenyap itu, merupakan karya penulis Selandia Baru bernama Scott.

"Merilis sebuah buku begitu cepat setelah kejadian, dan tanpa informasi lebih lanjut tentang insiden itu membuatku marah," ujar wanita yang merupakan istri Paul Weeks.

"Itu adalah hal yang menyakitkan bagi keluarga para penumpang penerbangan MH370," tambah Danice.

"Saya lebih suka mereka menempatkan usaha mereka untuk membantu menemukan kebenaran dan kejujuran," jelas Danice. "Kami akan menghabiskan sisa hidup kami untuk melakukan hal itu."

Danice menuturkan, orang yang menulis buku dan membuat film tentang misteri itu seharusnya menunggu sampai mereka memiliki semua informasi. Bukan hanya informasi seadanya.

Di luar kontroversi novel itu, Danice kini sibuk menggalang dana untuk membayar penyelidik swasta dan menghargai informasi tentang hilangnya MH370 dengan lebih dari US $ 5 juta.

"Kami putus asa, kami perlu mencoba sesuatu," ucap Danice.

Danice mengatakan, keluarga para penumpang MH370 yang hilang menerima sedikit informasi dari Otoritas Malaysia dan mereka bosan menunggu penyelidikan resmi itu.

Konfirmasi Penulis

Saat dikonfirmasi, penulis yang dikenal dengan nama Scott Maka itu mengaku memang tidak pernah bermaksud membuat para kerabat keluarga penumpang hilang MH370 sebagai narasumber atau bahkan untuk mencari tahu tentang kecelakaan itu dari mereka.

"Saya tidak menulis itu untuk para keluarga (MH370)," jelas Scott.

Meski demikian, ia tak menyangka reaksi salah satu kerabat penumpang terhadap karyanya begitu frontal. Penulis yang berbasis di Malaysia itu pun menyatakan ingin meminta maaf kepada Danice.

"Saya sedih mendengar dia bereaksi seperti itu, aku sedih karena dia sedih," ucap Scott.

Scott juga mengakui, bahwa penerbitan bukunya muncul di tengah kontroversi yang dipicu oleh Amerika Serikat dan India pada pembuatan film MH370. Namun ia memutuskan untuk menulis novel itu, melihat keterkaitan antara kecelakan pesawat, setelah melihat kecelakaan pada penerbangan Air Asia antara Malaysia dan Vietnam yang terjadi seminggu setelah hilangnya pesawat MH370.

"Aku sangat takut. Terbang biasanya tidak mengganggu saya, tapi mengetahui pesawat lain baru saja menghilang pada jalur penerbangan yang sama membuatku sangat-sangat gelisah," jelas Scott.

Selama pelariannya konsultan komunikasi dan mantan wartawan mengalihkan pikirannya pada kemungkinan penyebab hilangnya MH370. Sebelum pesawat mendarat ia datang dengan "skenario yang menarik", yang ia memutuskan untuk berubah menjadi sebuah buku, yang dirilis hari ini.

Walaupun mendapatkan respons penolakan dari kerabat penumpang MH370, buku pertama Scott telah didownload ratusan kali.

Penulis berusia 45 tahun itu menggambarkan novel itu sebagai novel misteri, yang berfokus pada keterlibatan seorang penumpang wanita dalam intrik internasional. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.