Sukses

Semprotan Merica Hentikan Penembakan Brutal di Seattle AS

Seorang pria menembakkan senjata di Seattle Pacific University, Kamis 5 Juni 2014 waktu setempat. Menewaskan 1 orang, dan melukai 2 lainnya.

Liputan6.com, Seattle - Insiden penembakan membabi buta kembali terjadi di Amerika Serikat. Seorang pria sekonyong-konyong menembakkan senjata di Seattle Pacific University, Kamis 5 Juni 2014 waktu setempat.

Aksi brutalnya itu menewaskan satu orang dan melukai dua lainnya. Si pelaku dibekuk para mahasiswa. Demikian diungkap Kepolisian Seattle seperti Liputan6.com kutip dari CNN, Jumat (6/6/2014).

Saat pelaku sedang mengisi ulang amunisi senapannya, tak buang kesempatan, para mahasiswa yang bernyali melompat dan melumpuhkannya menggunakan semprotan merica dan menguncinya hingga tak lagi bisa berkutik.

"Setelah pelakunya berhasil dijatuhkan, mahasiswa lain melompat ke atasnya dan membuat penembak menyerah," kata Kapten Polisi Chris Fowler.

Tersangka, yang identitasnya belum diungkap, saat ini berada dalam tahanan aparat kepolisian.

Penembakan dimulai dari serambi Otto Miller Hall -- kompleks tempat  jurusan sains, matematika, dan teknik berada. Saat itu, si penembak berhadapan dengan 3 orang dan langsung menembak mereka.

Seorang mahasiswa, 20 tahun, dinyatakan meninggal dunia di  Harborview Medical Center. Juru bicara rumah sakit  Leila Grey mengonfirmasi kabar tersebut. Sementara seorang mahasiswi 20 tahun dalam kondisi kritis, sedangkan korban ketiga, pria (24 tahun) relatif dalam situasi medis yang lebih baik. Tak hanya itu, 4 orang lainnya juga dilarikan ke rumah sakit karena trauma emosional.

Seorang mahasiswi, Briana Clarke mengatakan, dia berada di Otto Miller Hall saay mendengar 2 suara tembakan keras namun terredam -- mirip-mirip balon helium.

"Kupikir, salah satu dosen sedang melakukan demonstrasi untuk mata kuliah," kata dia. "Lalu aku berjalan ke lorong dan melihat teman sekelasku panik berlarian, mengatakan ada seseorang yang tertembak."

Mahasiswa lain, Blake Oliveria, berada di kelas saat insiden terjadi. Awalnya dia hendak kabur, namun akhirnya ia memilih tetap tinggal di kelas hingga polisi tiba.

"Aku melihat darah....di lantai. Ada dua atau 3 kolam darah cukup besar. Menetes di mana-mana," kata dia.

Sekolah ditutup pasca-kejadian dan baru dibuka kembali setelah polisi menyisir seluruh bangunan. Seattle Pacific adalah sebuah universitas yang memiliki 4.270 mahasiswa dan berada di  kawasan Queen Anne, Seattle. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini