Sukses

Derita Korban Perang Suriah, Pakai Manekin Pengganti Bagian Tubuh

Ada ribuan warga Suriah yang mengalami cacat. Sebagian besar dari mereka pasrah.

Liputan6.com, Damaskus - Jumlah korban tewas akibat perang saudara di Suriah dalam 3 tahun terakhir telah mencapai angka yang fantastis. Melampaui 162 ribu orang. Total korban tersebut belum termasuk mereka yang cedera hingga mengalami cacat atau kehilangan bagian tubuh.

Ada ribuan warga Suriah yang mengalami cacat. Sebagian besar dari mereka pasrah. Sebagian lagi tetap bersemangat menjalani hidupnya. Bahkan ada sebagian yang memakai manekin untuk menggantikan bagian tubuhnya yang tiada.

Dua pria di pinggiran Kota Damaskus, Salah dan Abou Rushdi mencoba membantu warga Suriah yang cacat dengan membuka toko prosthesis, alat tubuh palsu yang dirancang dari manekin. Mereka menyediakan prosthesis manekin dengan beberapa bentuk tubuh dan ukuran, termasuk yang paling utama, tangan dan kaki.

Salah satu warga Suriah yang mengalami nasib nahas dan mengenakan manekin adalah seorang bocah Omar al-Ahmad. Omar dan adiknya harus kehilangan lengan pada 6 bulan lalu akibat serangan pasukan pemerintah di Douma yang menjadi basis kelompok oposisi.

Pada hari ulang tahun ke-13, Omar mendapat hadiah manekin dari tangan kanan dari ayahnya. Itu mungkin satu-satunya cara yang bisa dilakukan sang ayah untuk membuat anaknya bahagia.

"Kami terjebak dalam pengepungan selama lebih dari satu setengah tahun. Bulan lalu, saya dapat informasi bahwa seseorang bernama Hajj Abou Salah membuka toko manekin untuk siapa saja yang membutuhkan bagian tubuh yang hilang akibat serangan atau pun terpaksa diamputasi karena alasan medis," ujar ayah Omar, Ibrahim, seperti Liputan6.com kutip dari World Crunch, Kamis (5/6/2014).

Meski memberikan manekin, Ibrahim sebenarnya tak tega juga melihat Omar anaknya memakai lengan palsu tersebut. Sebab bobot manekin itu cukup besar. "Mungkin Omar bakal sering capek memakainya karena beratnya."

Bantu Korban Perang

Toko manekin tersebut dibuka oleh Salah dan Abou Rushdi beberapa bulan lalu. Salah mengaku membukanya sejak ia melihat temannya yang kehilangan bagian kaki. "Dokter menyarankan dia untuk terus berjalan agar cepat sembuh. Tapi dia tak mungkin jalan tanpa alat bantuan."

Atas rasa prihatin terhadap korban perang itu, Salah mengajak Abou, seorang pengrajin, untuk membuka toko manekin. Abou menyatakan bersedia. Akhirnya mereka membuka toko manekin itu di pinggiran Damaskus.

"Kami mulai membuat kursi roda dan kaki palsu. Tapi kita belum mendapat cara untuk membuat sendi atau engsel pergelangan," ungkap Salah.

Abou mengaku saat ini pihaknya keteteran membuat banyaknya pesanan manekin dari ribuan warga. Selain kekurangan tenaga kerja, mereka juga kurang bahan pokok untuk membuat alat tubuh palsu tersebut.

Terlepas dari hal itu, seruan untuk menghentikan perang terus dilancarkan sejumlah pihak internasional. Sementara Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan perang akan berakhir pada akhir 2014, beberapa bulan setelah Pemilu pada Juni ini.

Namun demikian, pihak oposisi menolak pesta demokrasi itu. Sebab pemilu berlangsung secara tidak demokratis. Hal itu lantaran pihak oposisi tak dilibatkan. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.