Sukses

Warga Suriah Nyoblos Pilpres di Tengah Perang

Gerilyawan di pinggiran Damaskus menembakkan beberapa bom mortir yang nyaris menghantam markas pasukan keamanan.

Liputan6.com, Damaskus - Suriah menggelar Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 hari ini, Selasa 3 Juni 2014 waktu setempat di tengah perang saudara yang masih berkecamuk. Serangan bom pun masih terjadi di negeri tersebut.

Presiden Bashar al-Assad yang menjadi calon incumbent atau kandidat petahana diprediksi kembali menang, dan mengalahkan 2 kandidat lainnya mantan anggota DPR Hassan Abdallah al-Nouri dan Maher Abdel-Hafiz Hajjar, ahli hukum yang juga anggota parlemen.

Kementerian Dalam Negeri Suriah mengumumkan ada 18,5 pemilih yang terdaftar, baik dari dalam atau luar negara Suriah. Sekitar 9.600 tempat pemungutan suara ditempatkan di sejumlah wilayah yang masih dikuasai pemerintah. Sehingga pemungutan suara tidak digelar pada bagian utara dan timur Suriah yang dikendalikan kelompok pemberontak.

Meski demikian, Perdana Menteri Wael al-Halqi mengatakan, Pilpres 2014 di Suriah merupakan hari bersejarah. Ini merupakan ajang untuk membuktikan kepada dunia bahwa Suriah telah melaksanakan demokrasi dengan sukses.

"Warga Suriah yang akan menentukan masa depan Suriah dan membuat pemilu sukses digelar," ujar Wael al-Halqi, seperti dimuat BBC, Selasa (3/6/2014).

Pihak oposisi Suriah menyebut pemungutan suara tersebut sebagai 'lelucon'. Sebab Assad jelas bakal menang mutlak tanpa keikusertaan pihak oposisi.

Gerilyawan oposisi mengancam menyerang tempat-tempat pemungutan suara, guna mengganggu proses pemilihan presiden itu lewat pernyataan yang disiarkan dalam jaringan.

"Kami mengumumkan permulaan untuk menyasar markas keamanan, tempat pemungutan suara, anggota dan komite mereka mulai Selasa, 3 Juni, oleh karena itu kami meminta warga agar menjauhi daerah tersebut," demikian isi pernyataan oposisi seperti dilansir kantor berita Xinhua.

Pada Senin 2 Juni kemarin, gerilyawan di pinggiran Ibukota Suriah, Damaskus, menembakkan beberapa bom mortir yang nyaris menghantam markas pasukan keamanan.

Bom mortir tersebut mendarat di dekat Fakultas Seni Universitas Damaskus dan di banyak daerah pemukiman lain, menyebabkan warga cedera dan kerusakan bangunan. (Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.