Sukses

Ibu di Malaysia Ikat dan Hajar Tersangka Pemerkosa Putrinya

Polisi menyayangkan tindakan sang ibu yang main hakim sendiri dan kan menangkapnya. Di sisi lain, orang-orang pasang badan membelanya.

Liputan6.com, Tawang - Sebuah video mengejutkan diposting di YouTube. Menunjukkan luapan kemarahan seorang ibu di Malaysia terhadap pria yang diduga memperkosa putrinya yang berusia 13 tahun. Perempuan itu dengan gemas memukuli tersangka dengan tongkat kayu.

Rekaman singkat, yang sudah ditonton lebih dari 100 ribu kali itu menunjukkan seorang pria dengan tangan dan kaki terikat, juga celana yang dipelorotkan, berkali-kali dipukuli dengan cabang pohon.

Sang ibu terdengar berteriak sambil memukuli, sementara pria yang tak berdaya itu menangis kesakitan. Kemudian, kerumunan orang yang menghampiri meminta perempuan berkerudung itu berhenti melampiaskan emosinya.

Seperti Liputan6.com kutip dari Independent, Senin (2/6/2014) polisi melaporkan pria 28 tahun yang ada dalam video dilarikan ke rumah sakit karena cidera di kepala dan tubuhnya. Ia kemudian ditahan dalam kasus pemerkosaan gadis 13 tahun di Tawang, Bachok, 22 Mei 2014.

Polisi juga menangkap pria berusia 22 tahun dalam kasus serupa. Meski lolos dari murka ibu korban, ia sempat menjadi bulan-bulanan massa yang marah atas tindakannya, sebelum akhirnya diserahkan ke polisi.

Anggota polisi setempat, Lai Yong Heng mengatakan, hukum di Malaysia memungkinkan anggota masyarakat berperan serta menangkap pelaku kejahatan, namun, main hakim sendiri adalah hal yang dilarang.

Kini, polisi menelaah video yang beredar tersebut dan mengidentifikasi perempuan yang ada dalam rekaman, juga orang-orang lain yang mungkin membantunya mengikat pelaku pemerkosan. Mereka diminta menyerahkan diri ke polisi.

Video tersebut memicu perdebatan di dunia maya. Sebagian setuju, pemerkosa memang harus dipermalukan dan merasakan secuil dari penderitaan korbannya. Kebanyakan berpendapat akan melakukan hal yang sama jika berada di posisi sang ibu. Biar pemerkosa kapok! Di sisi lain menyayangkan tindakan sang ibu yang main hakim sendiri.

"Masyarakat seharusnya tak main hakim sendiri, meski mereka merasa itu hal yang benar," kata Lai Yong Heng. "Percayakan pada pihak kepolisian untuk bertindak."

Situs The Star mengabarkan, seorang gadis 13 tahun diperkosa berulangkali oleh 2 tersangka di sebuah rumah di desa di Tawang. Sementara polisi mencari ibu korban, sejumlah orang pasang badan untuk membela perempuan tersebut.

"Aku juga tak akan membiarkan pria yang melakukan kekerasan pada anakku hidup tenang," tulis Stephen Riches.

Sementara, pengguna sosial media yang lain, Sithashini Balakrishnan menganggap, apa yang dilakukan sang ibu adalah peringatan bagi penjahat seksual yang lain. Untuk tak coba-coba melakukan perbuatan jahat. "Apa yang ia lakukan adalah memberikan contoh dan peringatan pada 'monster' yang lain," tulis dia. "'Monster yang lain akan berpikir dua kali."

Kasus pemerkosaan sudah di level gawat. Tak hanya di Malaysia. Pekan lalu, 2 gadis di India ditemukan tewas dalam kondisi tergantung di pohon mangga di kawasan Desa Katra Shahadatganj, Distrik Badaun. Mereka menjadi korban kekerasan seksual sekaligus pembunuhan sadis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.