Sukses

Penyerang Rumah Direktur Galang Press Ditangkap

Polisi masih mendalami kasus tersebut untuk mencari tahu apa motifnya penyerangan dan penganiayaan Direktur Penerbitan Galang Press.

Liputan6.com, Yogyakarta - Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menangkap 1 pelaku penyerangan dan penganiayaan di rumah Rumah Direktur Penerbitan Galang Press Julius Felicianus di Ngaglik, Sleman, Kamis 29 Mei malam. Polisi masih mendalami kasus tersebut untuk mencari tahu apa motifnya.

"Memang tadi malam ada kejadian penganiayaan pukul 20.30 WIB. Polda DIY telah mengambil langkah cepat dengan upaya penegakan hukum mengungkap kasus yang sama. Ada 1 orang yang diamankan usai kejadian tadi malam," kata Kabid Humas Polda DIY Ani Pujiastuti ketika dihubungi, Jumat (30/5/2014).

Ani mengatakan, polisi kini tengah meminta keterangan saksi-saksi. "Ada beberapa orang tapi tidak akan sebutkan untuk pengembangan kasus. Tapi pelaku sudah terindikasi," ujarnya.

Polda juga telah mengamankan barang bukti di lokasi yang beralamat di Kompleks perumahan STIE YKPN No 07 Desa Tanjungsari Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman, DIY. "Barang bukti yang kita amankan ada pecahan kaca dan sepeda motor. Kita masih mendalami motif penyerangan," ujar Ani.

Ada 3 korban luka yang harus mendapat perawatan di rumah sakit. Beberapa  orang juga mengalami ringan akibat pemukulan yang dilakukan kelompok tertentu.

Penyerangan malam tadi terjadi 2 kali. Pertama pukul 20.30 WIB dan kedua terjadi pada pukul 21.20 WIB. Julius dan jemaat yang sedang berada di dalam rumah tersebut dianiaya. (Baca: Jadi Tempat Ibadah, Rumah Direktur Galang Press Diserang).

Direktur Galang Press Dibesuk Istri Sultan

Direktur Galang Press Julius Felicianus yang mendapat serangan dari kelompok berjubah tadi malam mengaku trauma. Dia yang mendapat serangan dari belasan orang yang menggunakan pedang dan alat setrum ini harus dirawat di rumah sakit.

"Saya diburu saya dipukul terus tersungkur, mereka ambil pot dan batu sebesar kepala dilemparkan ke saya kena kepala dan pundak. Batu kena pundak ini yang membuat pundak (bagian punggung) saya patah. Kepala saya sobek ada 5 jahitan. Mereka bawa pedang lalu saya ditarik ke dalam rumah. Terus rumah saya dikunci. Kalau nggak, saya mati," ujar Julius kepada Liputan6.com

Julius pun tidak mengetahui pasti alasan belasan kelompok berjubah ini menyerangnya dan umat yang saat itu melakukan acara Ibadat doa Rosario. Ia menduga, kegiatan ibadat doa Rosario menjadi alasan belasan orang menyerangnya.

"Saya nggak tahu kenapa mereka menyerang saya. Yang jelas di rumah ada doa Rosario satu bulan penuh dan ini masuk hari ke 29. Di situ juga ada latihan koor. Saya nggak pernah diberitahu oleh RT atau RW yang ada dikampung kalau misalnya membuat resah. Kalau bilang kan kita tahu dan pasti akan kita respon. Ini nggak. Saya masih nggak tahu kenapa mereka menyerang saya," ujar direktur Galang Press ini.

Setelah peristiwa tersebut, pihak Keraton Yogyakarta langsung mendatangi kediamannya yang diwakili GKR Hemas dan juga adik Sultan Gusti Prabukusumo. Ia berharap pihak Kraton dapat menyikapi masalah kekerasan di Kota Yogyakarta.

"Langsung tadi malam langsung ke rumah jam 1 pagi. Ada GKR Hemas dan Gusti Prabu," pungkas Julius. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini