Sukses

Pengakuan Edward Snowden: Dulu, Aku Mata-mata AS

Snowden mengaku "dilatih sebagai mata-mata" dan pernah bekerja menyamar di luar negeri untuk kepentingan lembaga pemerintah AS.

Liputan6.com, Moskow - Pengakuan terlontar dari bibir Edward Snowden, 'kutu buku' yang bikin mumet Amerika Serikat (AS) karena membocorkan data program pengumpulan intelijen rahasia Negeri Paman Sam. Dalam sebuah wawancara dengan televisi AS, pria berkaca mata tersebut mengaku  ia "dilatih sebagai mata-mata" dan pernah bekerja menyamar di luar negeri untuk kepentingan lembaga pemerintahnya.

Dalam kutipan wawancara program "NBC Nightly News" di Moskow, Snowden membantah komentar sejumlah kritikus yang menyebutnya sebagai analis level rendah.

"Yah, bukan rahasia lagi bahwa AS punya kecenderungan untuk mendapatkan data intelijen yang lebih banyak dan lebih baik dari komputer, daripada lewat orang," kata Snowden, seperti Liputan6.com kutip dari Reuters Rabu (28/5/2014).

"Aku dilatih sebagai mata-mata, dalam pengertian tradisional, di mana aku tinggal dan menyamar di luar negeri -- pura-pura mengerjakan sesuatu yang sebenarnya kedok. Aku bahkan mendapatkan identitas yang bukan sesungguhnya."

Mendeskripsikan dirinya sebagai 'ahli teknis' Snowden mengatakan, "Aku tidak bekerja dengan manusia. Aku tidak merekrut agen. Apa yang kulakukan adalah menempatkan sistem yang bekerja untuk Amerika Serikat. Aku melakukannya dalam segala tingkatan -- dari bawah, sepanjang jalan, ke atas."

Snowden mengaku bekerja menyamar di luar negeri untuk CIA juga Badan Keamanan Nasional (NSA), dan mengajar di Joint Counterintelligence Training Academy. "Di mana saya mengembangkan sumber-sumber dan metode untuk menjaga informasi dan orang-orang kita (AS) aman di lingkungan yang paling bermusuhan dan berbahaya di seluruh dunia."

"Jadi, ketika mereka mengritik aku hanya administrator sistem level rendah, bahwa aku tak tahu apa yang aku katakan, bagi saya, itu pernyataan menyesatkan."

Snowden, yang terbang ke Hong Kong dan lalu ke Moskow untuk menghindari kejaran AS diyakini membawa 1,7 juta dokumen terkomputerasi. Sejumlah dokumen yang ia bocorkan menguak program raksasa NSA yang kontroversial untuk mengumpulkan data intelijen lewat email, panggilan telepon, dan internet yang dugunakan ratusan juta orang Amerika.

Tahun lalu ia didakwa dalam kasus pencurian properti pemerintah, melakukan komunikasi yang tidak sah terkait informasi pertahanan nasional, dan menyebarkan data intelijen rahasia kepada pihak yang tidak berwenang.

Apa yang dilakukan Snowden sempat membuat hubungan AS dengan sejumlah negara sahabat dan sekutu terdekat di ujung tanduk. Salah satunya, NSA dan intelijen Inggris rupanya tak hanya menyadap Kanselir Jerman Angela Merkel -- yang bikin tegang hubungan Washington-Berlin. Data yang dibocorkan mantan kontraktor intelijen AS Edward Snowden menunjukkan AS juga menjadikan Ehud Olmert target, saat ia menjabat sebagai Perdana Menteri Israel, sekutu terdekat mereka. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.