Sukses

Putra Asisten Sutradara Hollywood Beraksi Bak Koboi, 6 Tewas

Peter Rodger, asisten sutradara 'The Hunger Games' mengakui putranya, Elliot, sebagai pelaku.

Liputan6.com, California - Penembakan terjadi di dekat kampus University of California di Santa Barbara. Insiden yang terjadi pada Jumat 23 Mei malam waktu setempat itu, menelan nyawa 7 orang termasuk pelaku.

"Dan 7 lainnya luka-luka dalam insiden tersebut," ujar polisi pada Sabtu (25/5/2014) seperti dikutip Liputan6.com dari VOA News.

Elliot Rodger menjadi tersangka dalam kasus ini. Ia adalah putra Peter Rodger,  asisten sutradara film The Hunger Games, Garry Ross.

Peter Rodger mengakui Elliot bertanggung jawab atas penembakan itu. Namun belum jelas diketahui darimana asal senjatanya.

Sherif Santa Barbara County Bill Brown dalam konferensi pers pada Sabtu sore mengatakan, 3 orang ditemukan tewas akibat tikaman pisau di apartemen Elliot. Sementara, 3 lainnya tewas di sekitar kampus University of California ketika mahasiswa 23 tahun itu melepaskan tembakan sambil mengendarai mobilnya.

Polisi mengatakan, penembakan terjadi di beberapa tempat. Menurut mereka, ada 9 tempat kejadian perkara (TKP). Mereka menggambarkan Elliot pergi dari satu lokasi ke lokasi lain, sambil melepaskan tembakan secara membabi-buta dan kemudian terlibat baku tembak dengan polisi.

Sebuah peluru mengenai kepala Elliot, menyebabkan BMW yang dikendarainya tak terkendali dan menabrak sebuah mobil yang diparkir. Nyawa Elliot tak tertolong.

Di dalam mobilnya, polisi menemukan tiga senjata api lain dan lebih dari 400 amunisi yang belum digunakan.
 
Richard Martinez, yang putranya, Christopher, tewas dalam insiden itu, menyalahkan para politisi dan pendukung hak kepemilikan senjata. "Kapan kegilaan ini berakhir? Begitu banyak korban tewas. Kita seharusnya mengatakan pada diri kita sendiri, jangan jatuh korban lagi," ujarnya Martinez.
 
Menurut beberapa saksi mata, seorang korban lain –- Chris Johnson -– baru keluar dari pertunjukan komedi ketika ia tertembak dan jatuh di dekat sebuah rumah. Alexander Mattera yang saat itu sedang bersama Johnson mengatakan, ia terduduk bersama Johnson di tengah letusan senjata, sambil mencari tempat berlindung.
 
Sherif Brown menggambarkan insiden penembakan ini sebagai pembunuhan massal yang direncanakan. Polisi, lanjutnya, sedang menyelidiki kaitan penembakan ini dengan sebuah video di YouTube, yang menunjukkan seorang laki-laki muda yang berencana menembak beberapa perempuan.

Dalam video berdurasi 7 menit itu, laki-laki dalam video tersebut menceritakan rasa frustasi dan kesepian yang dirasakannya. "Gadis-gadis tidak pernah tertarik pada saya," ujar pria itu.

Kuasa hukum Peter Rodger mengatakan, keluarga itu telah memanggil polisi beberapa pekan lalu, setelah diperingatkan oleh beberapa pihak atas keberadaan sejumlah video yang diunggah Elliot. Video itu diduga terkait upaya pembunuhan dan bunuh diri Elliot.

Polisi kemudian menginterogasi Elliot yang dikenal sangat sopan. Tidak mendapati sejarah penggunaan senjata, tetapi polisi mengatakan Elliot Rodger memang tidak punya banyak teman dan tidak punya pacar.

Hingga Sabtu malam, bercak darah masih tampak di jalan-jalan dekat kampus University California. Demikian pula BMW hitam milik Elliot masih ada di tempat kejadian, dengan kaca depan pecah dan pintu sopir terbuka lebar.

Presiden University of California yang juga mantan menteri dalam negeri AS Janet Napolitano mengatakan, insiden ini hampir tidak mungkin dicegah dan hampir tidak mungkin diprediksi sebelumnya. (Yus)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini