Sukses

Kabar Apartemen Runtuh Buat Kim Jong-un Tak Tidur Semalaman

Gedung apartemen yang rubuh di Pyongyang dilaporkan terdiri atas 23 lantai, diperkirakan ada 92 keluarga yang tinggal di dalamnya.

Liputan6.com, Pyongyang - Sebuah bangunan apartemen di Pyongyang, ibukota Korea Utara runtuh. Media pemerintah setempat menggambarkannya sebagai 'kecelakaan serius', yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa yang belum diketahui persis jumlahnya. Diperkirakan hingga ratusan nyawa.

Media Korut, Korean Central News Agency Utara (KCNA) mengabarkan insiden tersebut Minggu waktu setempat. Menyebut insiden keruntuhan terjadi Selasa pekan lalu di lokasi pembangunan sebuah gedung apartemen di Phyongchon, sebuah distrik di Pyongyang.

"Kecelakaan menyebabkan korban jiwa," demikian laporan KCNA, tanpa menyebut jumlah mereka yang tewas dan cidera seperti Liputan6.com kutip dari CNN, Senin (19/5/2014). Upaya penyelamatan dihentikan pada hari Sabtu.

"Pembangunan gedung tersebut  tidak dilakukan dengan benar. Diawasi oleh pejabat dengan cara yang tidak bertanggung jawab," lapor KCNA. Media pelat merah itu juga mengabarkan, warga Pyongyang yang "sangat terkejut" atas kejadian itu.

Sementara itu, pejabat Korea Selatan menyebut, berdasarkan informasi yang mereka peroleh, gedung yang rubuh terdiri atas 23 lantai, diperkirakan ada 92 keluarga yang tinggal di dalamnya.

Kim Jong-un Terpukul

Rezim Korea Utara yang menutup diri dari dunia luar jarang sekali mengabarkan masalah-masalah yang ada di dalam wilayah perbatasannya.

Kali ini berbeda, publikasi media pemerintah -- yang berisi serangkaian permintaan maaf dari pejabat publik senior, menunjukkan itu adalah bencana yang fatal.

Sang pemimpin Korut, Kim Jong-un pun dibuat kecewa. "Terjaga dan duduk sepanjang malam, merasa sedih setelah diberi tahu tentang kejadian tersebut," demikian dilaporkan KCNA mengutip pernyataan pejabat Kim Su Gil. "Ia memprioritaskan masalah ini, mengesampingkan masalah lain."

Kim Su Gil mengatakan, pihak berwenang mengambil langkah-langkah untuk membantu keluarga para korban dan menyediakan perumahan baru. Pernyataan tersebut mendukung kesimpulan bahwa ada orang-orang yang tinggal di bangunan yang masih dalam proses pembangunan.

Sementara, Menteri Keamanan Rakyat Choe Pu Il menggambarkan kecelakaan itu sebagai 'tak terbayangkan'.

Sebelumnya, Korut juga bersikap terbuka atas sejumlah bencana seperti banjir pada tahun 2012 yang menewaskan puluhan orang dan ledakan di sebuah stasiun kereta api pada tahun 2004 yang menyebabkan ratusan korban jiwa.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini