Sukses

Pengamat: Rano Karno Harus Tarik Garis Demarkasi Lawan Korupsi

Rano Karno diminta sesegera mungkin mengembalikan kepercayaan masyarakat yang rusak karena kasus korupsi Ratu Atut.

Liputan6.com, Serang - Kini teori lingkaran sejarah membuktikan kesaktiannya dengan menjadikan Rano Karno sebagai Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Banten. Dalam teori lingkaran sejarah disebutkan bahwa sejarah akan berulang, tapi berbeda waktu dan tempat.

"Satu kejadian berulang yang terjadi pada Atut (Ratu Atut Chosiyah) yang menjadi Plt Joko Munandar (Gubernur Banten pertama). Memang tidak ada istilah karma dalam politik. Tapi dalam suatu sistem, ini masih menjadi persoalan yang sama, yaitu korupsi," kata Ichsan Ahmad, dosen politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, saat ditemui di ruangannya di Serang, Banten, Jumat (16/5/2014) petang.

Dosen dengan penampilan sederhana dan kesehariannya menggunakan kendaraan roda dua ini pun memberi saran kepada Rano Karno --aktor yang kembali terkenal saat membintangi sinetron Si Doel Anak Sekolahan pada era 1990-an.

Rano yang juga akrab disapa dengan Bang Doel, diminta sesegera mungkin mengembalikan kepercayaan masyarakat yang rusak karena kasus korupsi yang menimpa Gubernur Banten, Ratu Atut.

"Karena ini modal sosial. Karena dampak dari krisis korupsi ini luas. Karena tingkat kepercayaan masyarakat turun. Rano harus berani membuat garis demarkasi, karena kasus korupsi harus diselesaikan," lanjut Ichsan.

Persoalan utama menurut Ichsan adalah bagaimana Rano mencari cara untuk membenahi mentalitas korup yang sudah mengakar kuat di Tanah Banten. "Kalau dia berani menyatakan dirinya tidak terkait dengan korupsi, ada langkah-langkah besar yang dilakukan," pungkas Ichsan.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Rano Karno bersama Komisi Pemberantasan Korupsi menjalin kerja sama untuk membenahi pemerintahan di Banten agar terbebas dari korupsi. Rano pun mengingatkan agar pegawai di lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten agar `tidak bermain api` lagi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini