Sukses

Elsye Syauta Latuheru, Pemelihara Perdamaian Maluku

Elsye Syauta Latuheru memulihkan fisik dan psikis masyarakat Ambon akibat kerusuhan berbau konflik agama.

Liputan6.com, Ambon - 19 Januari 1999 adalah hari yang tak bisa dilupakan warga Ambon, Maluku. Tanpa asal-usul yang jelas, kerusuhan berbau konflik agama pecah memorak-porandakan bumi Manise.

Kota yang mulanya tentram, berubah bak medan perang. Api permusuhan cepat menyebar ke daerah terpencil dengan ribuan korban berjatuhan dan ratusan ribu kehilangan tempat tinggal.

Adalah Elsye Syauta Latuheru, seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Kamis (15/5/2104), aktivis perdamaian Maluku yang kini menjadi salah satu kandidat Liputan 6 Awards 2014 ini, mencoba memulihkan fisik dan psikis masyarakat Ambon akibat kekerasan pada masa itu.

Elsye yang dijuluki Christina Martha Tiahahu -- seorang pahlawan perempuan asal Ambon ini -- itu ditemani relawan kedua agama, menempuh perjalanan berjam-jam menggunakan perahu menuju Kepulauan Lease yaitu Pulau Haruku Saparua dan Nusa Laut, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.

Keluar masuk pedalaman bukan hal baru bagi Elsye Syauta Latuheru. Hampir 20 tahun Elsye terjun di bidang kemanusiaan. Mulai dari menangani pengungsi, resolusi konflik, bidang pendidikan hingga pangan.

Sejak 2001, Elsye mendirikan Yayasan Parakletos yang berarti penghibur. Elsye membawa pesan damai dengan mengingatkan manisnya hidup bersisian, tanpa memandang perbedaan agama.  

Seperti apa kontribusinya untuk menghapus sisa luka warga Ambon akibat luka fisik dan psikis dalam konflik agama yang terjadi di Ambon? Selengkapnya simak kisahnya dalam video di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini