Sukses

NASA Mulai Latih Astronot untuk Taklukkan Asteroid

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mulai mewujudkan rencananya untuk mengirimkan astronotnya ke luar angkasa dan mendarat di asteroid.

Liputan6.com, Houston - Ini bukan perwujudan film Armageddon di dunia nyata. Apalagi, belum ada ancaman serius batu angkasa itu pada peradaban manusia.

Namun, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mulai mewujudkan rencananya untuk mengirimkan astronotnya ke luar angkasa dan mendarat di asteroid.

Meski perwujudan rencana itu masih lama, tak bakal diwujudkan sampai tahun 2020-an, namun NASA tetap melakukan simulasi pendaratan asteroid yang melibatkan para astronot  -- di kolam renang sedalam 400 kaki atau sekitar 121 meter di Space Center di Houston.



"Kami sedang mengerjakan teknik dan alat yang mungkin akan kami pakai suatu saat nanti untuk mengeksplorasi sebuah asteroid kecil yang berada dalam orbit sekitar Matahari dan lalu ditarik oleh pesawat ruang angkasa robotik dan ditempatkan ke orbit di sekitar Bulan," kata Stan Love, salah satu astronot berpartisipasi dalam tes, seperti dimuat CNN, Selasa (13/5/2014).

"Saat batu angkasa berada di posisi yang tepat kita bisa mengirim orang ke sana untuk mengambil sampel dan melihatnya dalam jarak dekat," kata kita. "Itu tujuan kami, mencari alat yang memungkinkan kita melakukannya, tentang bagaimana kita mengambil sampel-sampel itu."

Stan Love dan koleganya, Steve Bowen -- yang di antara mereka telah mencatat 62 jam berjalan di angkasa luar (spacewalk) -- menyelam di kolam renang di Johnson Space Center NASA pekan lalu, mempraktikkan memanjat keluar dari tiruan pesawat Orion dalam versi aslinya dan mendarat di asteroid.

Berada di dalam air memungkinkan para astronot bergerak tanpa terpengaruh gaya gravitasi -- seperti berjalan di angkasa luar.

Dua astronot tersebut bekerja sama dengan para insinyur, mencoba untuk merumuskan alat dan perangkat yang mungkin mereka pakai. Misalnya, palu pneumatik (berisi gas) dan pakaian seperti apa yang cocok.

Menentukan Target

Selain menyiapkan astronot dan peralatan, NASA juga sedang mencoba memilih asteroid yang bisa menjadi target misi robotik, yang akan menangkap dan membawa batu angkasa itu ke orbit sekitar Bulan. Astronot kemudian akan menggunakan pesawat Orion untuk mengeksplorasi asteroid dan mengambil sampelnya.

Material dari inti asteroid bisa mengandung informasi tentang usia dan formasi Tata Surya.

Menuju Asteroid, lalu Mars adalah target baru NASA. Mengulang prestasi sebelumnya yang berhasil mengirimkan manusia ke Bulan.

Pada Kamis, 15 April 2010, Presiden Amerika Serikat Barack Obama mendukung mimpi besar itu. "Saya berharap dapat menyaksikan mimpi itu terwujud," kata Obama, di pangkalan pesawat luar angkasa, Kennedy Space Center -- di mana manusia pertama ke Bulan diberangkatkan, seperti dimuat laman Daily News.

Perjalanan ke asteroid adalah perintis, sebelum mewujudkan mimpi besar -- ekspedisi ke planet merah, Mars, yang akan jadi prestasi kolosal yang dicatat sejarah. Sama halnya ketika mengirimkan manusia pertama ke Bulan.

"Kita menginginkan lompatan di masa depan. Tidak menapak terus di jalan yang sama," kata Obama.

Obama tak memprediksi kapan mimpi itu bisa terwujud. Tapi, kata dia, pada 2025, AS akan memiliki pesawat luar angkasa baru yang dirancang untuk perjalanan jarak jauh. "Kita akan memulai dengan mengirim astronot ke asteroid untuk kali pertamanya dalam sejarah," kata Obama. "Pertengahan tahun 2030-an, saya yakin kita akan bisa mengirim manusia ke orbit Mars dan mengembalikan mereka dengan selamat ke Bumi."

Apa yang diucapkan Obama mirip deklarasi Presiden John F Kennedy pada 1961. "Saya percaya bangsa ini akan mewujudkan mimpi, sebelum dekade ini berakhir, mendaratkan manusia ke Bulan dan kembali dengan selamat ke Bumi," kata Kennedy saat itu.

Pada 1969, mimpi tersebut terwujud. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini