Sukses

Berangkat ke Myanmar, Presiden SBY Hadiri KTT ke-24 ASEAN

KTT ASEAN di Nay Pyi Daw, Myanmar, merupakan KTT terakhir yang dihadiri Presiden SBY yang tahun ini akan habis masa jabatannya.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan kerja ke Nay Pyi Daw, Myanmar, untuk menghadiri KTT ke-24 ASEAN dan KTT ke-10 Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA). SBY bersama delegasi dijadwalkan berada di Myanmar selama 3 hari, Sabtu (10/5/2014) hingga Senin mendatang.

Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah mengatakan, pada KTT ke-24 ASEAN, SBY akan menghadiri Sidang Pleno dan Retreat bersama para kepala negara dan pemerintahan ASEAN.

Sidang diagendakan membahas berbagai isu regional dan global strategis yang menjadi perhatian negara-negara anggota ASEAN. Pada kesempatan ini, Sekjen ASEAN Le Luong Minh juga akan memaparkan mengenai kesiapan menuju Komunitas ASEAN 2015.

"KTT ASEAN di Myanmar ini memiliki nilai strategis karena diadakan menjelang pencapaian Komunitas ASEAN 2015. KTT tersebut tentu akan dimanfaatkan untuk mengkaji kesiapan negara-negara anggota ASEAN dalam memasuki Komunitas ASEAN 2015," kata Faizasyah seperti dikutip laman presidenri.go.id.

Sebagai bagian dari rangkaian KTT, SBY dan 9 pemimpin ASEAN lainnya juga dijadwalkan melakukan pertemuan secara terpisah dengan perwakilan dari ASEAN Inter-Parliamentary Assembly, berbagai organisasi masyarakat madani dan kalangan muda ASEAN. Seusai rangkaian sidang KTT ASEAN, Presiden SBY akan memimpin sidang KTT BIMP-EAGA.

KTT ASEAN di Nay Pyi Daw merupakan KTT terakhir yang dihadiri SBY. Kesempatan tersebut akan dimanfaatkan SBY untuk mengajak negara-negara anggota ASEAN semakin mempersiapkan diri dalam memasuki Komunitas ASEAN 2015, di tengah berbagai perubahan dan tantangan internasional yang mengemuka.

"Presiden SBY juga akan menyampaikan harapannya bagi keberlanjutan kohesivitas di dalam ASEAN di tengah berbagai tantangan yang mengemuka di masa kini dan masa datang," ujar Faizasyah.

Sebagaimana dimaklumi, sewaktu Indonesia menjadi Ketua ASEAN pada 2011, telah dihasilkan 2 dokumen penting, yaitu Bali Concord dan Bali Principles on Mutually Beneficial Relations. Kedua dokumen ini menjadi rujukan ASEAN sebagai satu komunitas dalam interaksinya dengan berbagai negara ataupun organisasi kerja sama regional di luar kawasan ASEAN.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini