Sukses

Setelah Digulingkan, Eks PM Cantik Thailand Terancam Dipenjara

Bagaimana perdana menteri cantik berusia 46 tahun itu bisa dimakzulkan padahal ia sudah dilengserkan dari kursi perdana menteri?

Liputan6.com, Bangkok - Tak hanya kehilangan jabatannya, Perdana Menteri terguling Thailand Yingluck Shinawatra kini menghadapi ancaman pemakzulan dari Senat, menyusul pengumuman dari lembaga antikorupsi.

Anggota Komite Antikorupsi Nasional (NACC) dengan suara bulat memutuskan untuk mendakwa Yingluck telah melalaikan tugas terkait kebijakan kontroversial skema subsidi beras dan akan meminta Senat untuk memakzulkannya. Demikian ujar anggota NACC, Wicha Mahakun.

Bagaimana perdana menteri cantik berusia 46 tahun itu bisa dimakzulkan padahal ia sudah dilengserkan dari kursi perdana menteri? Menurut Wicha, kasus tersebut masih perlu dikaji oleh Senat. Yingluck bisa dilarang memegang jabatan politik selama 5 tahun jika pemakzulan sampai dilakukan.

Analis berspekulasi bahwa pengganti Yingluck sebagai perdana menteri sementara, Niwatthamrong Boonsongpaisan, juga bisa dikaitkan dengan kasus tersebut. Namun, Wicha tak mengumumkan tindakan yang akan dilakukan pada PM baru tersebut.

Ia mengatakan, komite antikorupsi sedang mencari celah untuk menerapkan pasal kriminal pada Yingluck, tapi belum menemukan bukti. Meski demikian, NACC melihat potensi pemakzulan setelah menemukan bukti yang cukup bahwa perempuan cantik itu telah mengabaikan tugas untuk mencegah kerugian negara.

Pada program subsidi yang diberlakukan pada 2011, Yingluck berjanji untuk membayar beras petani di atas harga pasar. Namun, terkendala masalah finansial.

Para kritikus mengatakan, program tersebut menyia-nyiakan uang rakyat demi memuaskan pemilih pedesaan, merusak ekspor, dan membebani pemerintah dengan tumpukan beras yang tak bisa dijual tanpa merugi.

Kabar terbaru soal kasus korupsi terkait Yingluck muncul saat dua kubu politik Thailand berjanji menggelar aksi massa besar-besaran, menanggapi penggulingan Yingluck. Saat eskalasi meningkat, aparat mengonfirmasi bahwa granat telah dilemparkan ke rumah salah satu hakim konstitusi yang putusannya kemarin memaksa Yingluck dan 9 menteri dalam kabinetnya mundur -- yang disebut 'kudeta peradilan' oleh para pengikutnya.

Letnan Jenderal Paradon Patthanathabut, penasihat keamanan Perdana Menteri mengatakan, tak ada korban luka dalam penyerangan yang menyasar rumah hakim Jumpot Kaimook dini hari tadi itu. "Granat mendarat di garasi rumah," kata Letjen Paradon.

Yingluck dipilih pada 2011 menjabat perdana menteri sementara sampai pemilihan umum dapat diselenggarakan. Namun, putusan Mahkamah Konstitusi yang menyatakannya bersalah, atas tuduhan melanggar konstitusi terkait pemindahan pejabat senior pada 2011, membuatnya lengser. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.