Sukses

Pabrik Baru di Sorong Selatan Serap Ribuan Tenaga Kerja

Bulan Juni depan merupakan peresmian pabrik sagu di Sorong Selatan yang akan mengelola 40.000 hektar lahan sagu.

Liputan6.com, Jakarta Papua dikenal memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa, ada tambang, kekayaan hutan, perikanan dan kelautan dan sektor lain. Salah satu daerah di Papua yang memiliki potensi besar karena sumber daya alamnya adalah Kabupaten Sorong Selatan.

Kabupaten Sorong Selatan yang baru berusia 10 tahun, bulan Juni depan akan memiliki pabrik sagu terbesar di wilayah Provinsi Papua Barat bekerja sama dengan PT Austindo Nusantara Jaya (ANJ) Agri. Pabrik sagu ini, menurut Bupati Sorong Selatan Otto Ihalauw, memberikan manfaat besar pada masyarakat dan daerah.

"Bulan Juni nanti peresmian perusahaan sagu di Sorong Selatan, nantinya mengelola sekitar 40.000 hektar. Bahan sagu akan dikelola ditempat ini tidak dibawa keluar, sehingga dapat menumbuhkan ekonomi lokal, manfaat dari pabrik ini membuka industri lainnya, seperti perbankan," ujar Otto Ihalauw saat Festival Pangan Sagu Nusantara 2014 di Jakarta.

Otto juga mengatakan bahwa pembangunan Pabrik Sagu  telah mendapat dukungan dari Gubernur Papua Barat. Pabrik sagu di Sorong dianggap berpihak pada rakyat karena hasil bumi Papua tidak dibawa keluar dan pengolahannya melibatkan masyarakat daerah.

"Bapak Gubernur merespons baik, selama ini hasil bumi Papua selalu dibawa keluar. Dengan Pabrik Sagu ada di Sorong, maka akan menyerap 5.000 tenaga kerja daerah dan ahli teknik tertentu. Lagipula, masyarakat sudah familiar dengan pengolahan sagu, karena selama ini kebanyakan menanam individual di dusun-dusun, "kata Otto Ihalauw.

Untuk mengembangkan potensi sagu di daerah Sorong Selatan, Otto Ihalauw menjelaskan, pihaknya selalu didampingi tenaga-tenaga ahli baik dari pemerintah maupun swasta.

"Kita juga mendapatkan pendampingan dari BPPT, Univesitas Negeri di Papua, IPB dan Masyarakat Sagu Indonesia yang diketuai Profesor Bintoro. Departemen Perindustrian juga membantu kami dan masyarakat untuk mengelola teknologi pengolahan sagu," jelas Otto Ihalauw.

Otto Ihalauw juga menambahkan, dalam pengolahan Sagu ini pihaknya masih perlu banyak belajar dari kabupaten lain yang lebih dahulu sukses mengembangkan dan memanfaatkan sagu.

"Supaya produktivitasnya meningkat dan memiliki nilai tambah lebih," demikian Otto Ihalauw.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini