Sukses

Gempa Terjadi 9 Kali, Status Merapi Masih Waspada

Sejak Sabtu dini hari, terjadi 9 kali gempa yang terdiri dari 6 kali gempa guguran dan 3 kali gempa.

Liputan6.com, Magelang - Aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang terpantau petugas Pos Babadan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, hingga Sabtu sore, masih berstatus Waspada, meski cenderung menurun.

"Aktivitas cenderung turun meski statusnya masih Waspada," kata Purwono, petugas pengamat Gunung Merapi di Pos Babadan Kabupaten Magelang di Magelang, Sabtu (3/5/2014).

Hasil pemantauan menunjukkan, sejak Sabtu dini hari pukul 00.00 hingga Sabtu pagi 07.00 WIB, terjadi 9 kali gempa yang terdiri dari 6 kali gempa guguran dan 3 kali gempa tektonik.

Sedangkan pada Jumat 2 Mei, gempa guguran terjadi 10 kali, gempa tektonik dan tektonik jauh, masing-masing 1 kali. Pada Kamis 1 Mei, gempa guguran, tektonik, dan tektonik jauh, masing-masing 1 kali.

Dia mengatakan, setelah hujan reda pada Jumat malam sekitar pukul 22.00 WIB, terjadi guguran material dari puncak Merapi meskipun tidak terdengar dan terpantau secara visual.

Purwono membantah kabar yang beredar bahwa terjadi guguran lava pijar di Merapi. Menurut dia, sejak Jumat hingga Sabtu, tidak terdengar lagi suara dentuman dan guguran dari gunung berapi di perbatasan Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta, dari pos berjarak sekitar 4,4 kilometer dari barat daya puncak Merapi itu.

"Masyarakat tidak perlu panik, meskipun harus tetap waspada, kalau ada perkembangan tentu akan diinformasikan oleh rekan-rekan pemantau dan BPPTKG (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)," ujar Purwono.

Status aktivitas Merapi dinaikkan dari Aktif Normal menjadi Waspada sejak 29 April 2014. Hingga saat ini aktivitas masyarakat sekitar Gunung Merapi tetap terlihat normal. Namun aktivitas pendakian umum ke puncak Gunung Merapi masih ditutup.

Kepala Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang Ismael mengatakan pihaknya akan terus menyosialisasikan perkembangan kondisi aktivitas vulkanik Gunung Merapi kepada masyarakat.

Desa Krinjing yang meliputi 10 dusun dengan 2.154 jiwa atau 602 kepala keluarga adalah satu di antara sejumlah desa terakhir dari puncak Gunung Merapi.

"Warga yang selama ini beraktivitas mencari rumput untuk pakan ternak dan kayu bakar hingga daerah Klatakan (sekitar 1-2 kilometer dari puncak Merapi), tak lagi sampai di sana, warga lebih banyak beraktivitas di ladang sayuran dan sekitar dusunnya," kata Ismael yang juga pensiunan pengamat Gunung Merapi di Pos Babadan itu.

Dia mengimbau warga tetap tenang dan beraktivitas seperti biasanya sambil tetap meningkatkan kewaspadaan terkait dengan perkembangan kegiatan vulkanik Gunung Merapi. (Ant/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini