Sukses

Buruh Asyik Goyang Oplosan di GBK

Bahkan ketika lagu berakhir, sang biduan tetap diminta untuk kembali menyanyikan lagu Oplosan.

Liputan6.com, Jakarta Bak pesta untuk buruh. Mereka asyik bergoyang oplosan saat memperingati May Day atau Hari Buruh Internasional.

Puluhan ribu buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) mendatangi Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Kamis (1/5/2014).

Baru saja tiba di lokasi, puluhan ribu pekerja yang sudah memadati hampir seluruh Stadion Utama GBK ini langsung disuguhi pertunjukan musik dangdut oleh penyelenggara.

Mungkin lantaran lelah setelah menempuh perjalanan jauh, pekerja yang berasal dari wilayah sekitar Jakarta hingga Bandung dan Subang ini hanya menikmati alunan musik sambil duduk saja.

Namun, saat salah satu penyanyi membawakan lagu berjudul Oplosan, tanpa sungkan para buruh ini langsung bergoyang penuh semangat. Bahkan, ketika lagu berakhir, biduan tadi tetap diminta untuk kembali menyanyikan lagu Oplosan.

"Lagi... Lagi... Hidup buruh," teriak sejumlah pengunjuk rasa.

Dengan kostum warna hijau yang cukup seksi, biduan tadi pun langsung menyanyikan lagi lagu yang diminta para buruh.

Usai dihibur pertunjukan dangdut, suasana yang tadinya riuh berbalik hening saat salah satu pengunjuk rasa membacakan puisi karya Taufik Ismail. Suasana kembali khidmat saat lagu Indonesia Raya dilantunkan secara kompak oleh puluhan ribu buruh sambil berdiri.

Pantauan Liputan6.com di lokasi, sejumlah spanduk besar mengenai tuntutan buruh juga terpasang hampir di setiap sudut stadion utama. Salah satu spanduk besar itu juga ada yang bersifat imbauan agar pelaksanaan Pemilu Presiden pada 9 Juli mendatang berlangsung bersih dan jujur.

Beda Rasa

Para buruh datang menggunakan ratusan bus ukuran besar dari sejumlah daerah sekitar Jakarta, seperti  Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Selain mengenakan seragam berwarna dasar hitam dan merah, sebagian mereka juga membawa bendera dan mengenakan atribut yang identik dengan pekerja metal, slayer di kepalanya.

Menurut salah satu peserta aksi, Rahmatullah, perayaan Hari Buruh kali ini terasa berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

"Tahun ini kan pertama kalinya Hari Buruh menjadi hari libur nasional. Jadi aksi kita kali ini tidak mengganggu pekerjaan dan mendapat izin dari atasan," ujar Rahmatullah saat berbincang dengan Liputan6.com.

Mengenai aspirasi yang ingin disampaikan para pekerja saat ini, pria yang akrab disapa Mamat ini juga mengaku tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, yaitu peningkatan kesejahteraan buruh.

"Tentu peningkatan kesejahteraan, soal BPJS juga, karena banyak sekali rekan kami yang belum dapat merasakan manfaat BPJS," kata Rahmatullah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.