Sukses

Menpora: Pulihkan Trauma Korban Kejahatan Asusila

"Korban harus diberi perhatian agar masa kecilnya tidak terpengaruh," ujar Roy.

Liputan6.com, Jakarta Korban kejahatan asusila yang marak terjadi pada anak usia pendidikan dini belakangan ini diharapkan mendapat perhatian khusus. Baik dari pihak sekolah maupun orang tua. Korban harus dipulihkan dari trauma.

Menurut Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, anak yang pernah mengalami kejahatan asusila, biasanya akan menyimpan trauma yang dapat mempengaruhi perkembangan masa depannya. Termasuk ketika menjadi seorang pemuda maupun pemudi.

"Korban harus diberi perhatian agar masa kecilnya tidak terpengaruh," ujar Roy saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Kamis (1/5/2014).

"Anak yang pernah mengalami trauma pada masa kecil, akan ada efek yang terjadi, itu jangan sampai menular kepada korban berikutnya," lanjutnya.

Mengenai pelecehan seksual di lingkungan pendidikan yang seharusnya menjadi tempat aman bagi anak-anak menuntut ilmu tersebut, Roy melihat hal ini karena ada lembaga pendidikan yang bersifat tertutup atau di luar pengawasan kementerian terkait.

"Padahal seharusnya Kementerian Pendidikan juga memberikan syarat kepada semua sekolah. Tidak boleh ada sekolah yang eksklusif atau berada di luar kementerian," ucapnya.

Untuk peristiwa yang telah terlanjur terjadi, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ini mendesak aparat kepolisian untuk menyelesaikannya. "Yang jelas, kasus-kasus itu harus segera dituntaskan," pungkas Roy Suryo.

Bocah A menjadi korban kejahatan asusila di TK Jakarta International School (JIS). Polisi telah menetapkan 6 tersangka dalam kasus kekerasan seksual terhadap murid TK JIS tersebut.

Mereka adalah petugas kebersihan alih daya di sekolah elite tersebut, yakni Virgiawan (20), Agun (25), Afrisca (24), Zaenal (28), Syahrial (20), dan Azwar. Azwar kemudian ditemukan tewas di toilet Polda Metro Jaya pada Sabtu 26 April pukul 11.00 WIB dalam keadaan terlentang. Diduga ia tewas usai menenggak cairan pembersih lantai.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.