Sukses

Meniti Jembatan Rapuh Demi Menimba Ilmu

Jembatan bambu itu hampir dibangun setiap tahun. Hampir setiap banjir melanda, jembatan itu rusak. Murid sekolah pun terpaksa diliburkan.

Liputan6.com, Pandeglang - Satu lagi potret buram keterbelakangan wilayah di pinggir Ibukota. Kali ini terjadi di Kecamatan Bojong, Kabupaten Pandeglang, Banten. Para siswa dan warga di dua desa terpaksa mengandalkan jembatan bambu di atas Sungai Cilemer yang membelah Desa Pasir Sedang, Kecamatan Picung dengan Desa Geredug, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pandeglang, Banten.

"Ini kalau hujan licin dilewatinnya. Anak-anak sekolah terpaksa diliburin aja, dari pada bahaya," tutur Mulyana, guru Agama Islam Madrasah Ibtidaiyah Mathlaul Anwar saat memandu siswanya menyeberangi jembatan.

Jembatan bambu itu hampir dibangun setiap tahun. Hampir setiap banjir melanda, jembatan itu rusak. Akibatnya, aktivitas warga terganggu. "Kalau banjir pasti rusak," ucap Mulyana.

Jembatan bambu ini dibangun warga secara gotong-royong. Tak terlihat kokoh seperti jembatan umumnya. Tiang-tiang bambu diikat menggunakan kawat, sebagian lagi ada yang diikat menggunakan ijuk.

Selain menggunakan bambu, jembatan ini juga menggunakan batang pohon pinang. Batang pinang itu sebagai tiang-tiang penyangga jembatan. Tak heran, jika dilalui dengan muatan berlebihan, jembatan ini akan mengayun.

Jembatan yang hanya berukuran lebar orang dewasa itu pun terkadang menyulitkan warga saat berpapasan. Ukuran yang terlalu sempit itu, membuat warga harus ada yang mengalah, berhenti sesaat saat warga berpapasan di jembatan.

Kendati, tak jarang warga yang menggunakan sepeda motor melalui jembatan itu. Jika ada sepeda motor yang melintas, warga harus menunggu di ujung jembatan, menunggu sepeda motor itu melintas.

Jembatan ini selalu digunakan warga setiap hari untuk menyeberang antardesa. Jika jembatan ini putus, warga harus memutar jalan dengan jarak yang relatif jauh.

"Kalau muter bisa satu jam lebih," terang Umam, warga Desa Pasir Sedang yang akan menyeberang ke Desa Geredug untuk menanam padi di sawahnya.

Umam dan warga sangat berharap agar jembatan tersebut dapat segera diperbaiki, sehingga lebih aman jika dilalui. "Dulu waktu kampanye ada yang janjiin, tapi sampai sekarang nggak ada," ucap Umam.

(Shinta Sinaga)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini