Sukses

Cerita Mendikbud Ditantang Kerjakan Soal UN

Siswi SMA menilai soal Matematika terlalu sulit, sehingga ia meminta Mendikdbud untuk mengerjakan soal tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Mendikbud Mohammad Nuh mengungkapkan dirinya ditantang siswi SMA untuk mengerjakan soal Ujian Nasional (UN) Matematika. Siswi SMA Khadijah Surabaya Nurmillaty Abadiah itu menilai soal Matematika terlalu sulit, sehingga ia meminta Mendikdbud untuk menghadapi soal tersebut.

Melalui Facebook, Nurmillaty juga mengatakan sulitnya soal tersebut memaksa sejumlah temannya bersikap tidak jujur dengan mencontek jawaban UN yang bocor melalui SMS yang diduga memiliki kebenaran hingga 90 persen.

M Nuh kemudian mengatakan, "Ujian itu ibarat orang yang melompat galah, tentu tidak semua orang bisa, kalau bisa berarti sempurna atau nilainya 100, tapi kalau belum bisa tentu hal itu juga realistis."

"Itulah tantangan dalam ujian, karena dengan kesulitan akan membuat orang berusaha. Kalau tanpa tantangan, maka hidup ini menjadi tidak baik," imbuh Mendikbud.

Dia menjelaskan, soal UN yang tergolong sulit itu sebenarnya hanya 20 persen. "Artinya, kalau seorang anak itu memiliki kemampuan sedang-sedang saja, maka dia masih mungkin mendapatkan nilai 80, karena itu hal terpenting dalam UN adalah kejujuran itu sendiri," katanya.

Menurut M Nuh, sulit atau tidaknya sebuah soal itu tidak harus menjadi keluhan, karena soal itu sah adanya bila ada dan memang dibuat sesuai kisi-kisi. "Yang penting dipahami adalah bahwa nilai 100 atau keberhasilan itu bukanlah keharusan. Sejatinya, kejujuran itu akan teruji dalam kondisi kepepet (terjepit)," ujarnya.

Mendikbud mengatakan, kejujuran dalam kondisi tidak kepepet itu wajar, tapi kejujuran itu akan bagus bila dalam kondisi kepepet masih mampu bersikap jujur. "Kalau dia tidak jujur dalam kondisi kepepet, maka dia belum teruji, apalagi dia dari SMA Khadijah (sekolah agama)," katanya.

Terkait SMS bocoran jawaban UN dengan tingkat kebenaran hingga 90 persen itu, mantan Rektor ITS Surabaya yang sempat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke percetakan soal UN PT Jasindo, Juanda, Surabaya itu menyatakan, dirinya tak hanya menemukan jawaban soal UN, melainkan juga menemukan naskah soal UN  yang diduga bocor. Tapi ternyata naskah soal dan jawaban soal itu palsu.

"Ternyata, semuanya tidak terbukti, termasuk beberapa lokasi yang dikatakan ada kebocoran massal seperti di Jember, Surabaya, Medan, saya sudah menurunkan tim, bahkan orang yang selama ini menolak UN justru meminta lokasi yang diduga bocor itu diadakan UN ulang."

"Saya heran, orang yang menolak UN kok justru minta UN ulangan, kalau diikuti justru akan menjadi politis," pungkas M Nuh. (Ant/Nadya Isnaeni Panggabean)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini