Sukses

PM Ukraina: Rusia Ingin Perang Dunia III Terjadi

PM sementera Ukraina Arseniy Yatsenyuk menyesalkan adanya campur tangan oleh Rusia atas konflik yang terjadi di negaranya.

Liputan6.com, Moskow - Konflik masih memanas antara pemerintah Ukraina dengan kelompok separatis yang diduga didukung Rusia. Bahkan Rusia dikabarkan nekat mengirimkan militernya ke Ukraina. Sementara militer Ukraina tengah melakukan operasi militer terhadap kelompok separatis. Perang pun diprediksi bisa pecah.

Perdana Menteri (PM) sementera Ukraina Arseniy Yatsenyuk menyesalkan adanya campur tangan oleh Rusia atas konflik yang terjadi di negaranya. Menurut dia, dengan sikap tersebut, Rusia menginginkan terjadinya Perang Dunia III.

"Upaya agresif militer Rusia bakal memicu konflik di tanah Eropa," ujar Yatsenyuk, seperti dimuat NBC News, Sabtu (26/4/2014). "Dunia tak akan melupakan Perang Dunia II, dan Rusia kini ingin memulai Perang Dunia III."

Untuk itu, PM Yatsenyuk meminta pihak internasional untuk menghentikan langkah agresi Rusia di Ukraina. Terlebih, negara di bawah komando Presiden Putin itu mendukung 'kelompok teroris' di Ukraina.

"Dukungan Rusia untuk teroris di  Ukraina merupakan kejahatan internasional. Kami minta pihak internasional untuk bersatu melawan agresi Rusia," ujar Yatsenyuk.

Pernyataan PM Ukraina tersebut dilontarkan menyusul langkah terbaru Rusia yang memulai latihan militer di perbatasan dengan Ukraina. Rusia memperingatkan Ukraina atas konsekuensi dari serangan terhadap pemberontak di Kota Slavyansk.

Juru bicara Pentagon Kolonel Steven Warren mengatakan, pesawat-pesawat tempur Rusia melanggar wilayah udara Ukraina beberapa kali dalam 24 jam terakhir.

"Saya dapat konfirmasikan bahwa pada beberapa kesempatan dalam 24 jam terakhir, pesawat Rusia telah memasuki wilayah udara Ukraina," ujar Warren.

Presiden AS Barack Obama yang menggelar pasukan untuk memperkuat pertahanan NATO di negara-negara Eropa timur, menuduh Rusia mengingkari satu perjanjian untuk meredakan krisis.

Namun Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov sebaliknya mengecam AS dan Uni Eropa karena ia menilai mereka berusaha menggunakan Ukraina sebagai satu pion dalam satu permainan geopolitik. (Elin Yunita Kristanti)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.