Sukses

1 Anggota TNI Tewas dalam Baku Tembak di Puncak Jaya

Sersan Dua Rahman Hakim meninggal dunia setelah ditembak kelompok sipil bersenjata di Puncak Jaya, Papua.

Liputan6.com, Jayapura - Kodam XVII/Cenderawasih membenarkan salah 1 dari 2 anggotanya yang terkena tembakan oleh kelompok sipil bersenjata di Gurage, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, meninggal dunia.

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Arh Rikas Hidayatullah menuturkan, Sersan Dua Rahman Hakim meninggal dunia di tempat karena mengalami pendarahan hebat.

"Kami juga belum mengetahui kelompok mana yang melakukan penembakan ini," ujarnya di Jayapura, Jumat (25/4/2014)

Kodam Cenderawasih menduga pelaku penembakan memiliki motif balas dendam pada penembakan yang dilakukan 9 April lalu di Puncak Jaya yang menewaskan seorang anggota kelompok sipil bersenjata.

Ditemui di tempat yang sama, Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Hinsa Siburian mengatakan, saat ini jenazah masih berada di Pos TNI di Gurage.

"Kami mengalami kendala untuk evakuasi ke Mulia karena geografis dan jarak yang cukup jauh dari Mulia. Dibutuhkan 2 jam perjalanan dengan kendaraan roda dua untuk turun ke Mulia," katanya.

Penembakan terjadi disaat anggota TNI sedang melaksanakan patroli rutin di sekitar pos, siang tadi sekitar pukul 13.45 WIT. Kelompok sipil bersenjata menembaki Pos Pengamanan Yonif 751 di Gurage, Kabupaten Puncak Jaya. Anggota TNI berupaya membalas, sehingga sempat terjadi baku tembak selama beberapa waktu.

Akibat penembakan ini, 2 anggota TNI atas nama Sersan Dua Polang Harahap kena luka tembak dipelipis dan Sersan Dua Rahman Hakim tertembak di bagian bahu kanan.

Sebelumnya, baku tembak antara kelompok sipil bersenjata dengan aparat keamanan juga terjadi di perbatasan Indonesia-Papua Nugini, Sabtu 5 April lalu. Baku tembak terjadi antara sekitar 40 orang kelompok sipil bersenjata laras panjang dan berpakaian loreng.

Akibat penembakan tersebut Kapolres Jayapura AKBP Alfred Papare dan satu anggota Kodim 1701/Jayapura, Tukino terkena serpihan kaca.

Tak hanya itu, 6 wartawan yang kesehariannya bertugas di Jayapura, juga dievakuasi ke Koramil Muara Tami, pascabaku tembak aparat keamanan dan kelompok sipil bersenjata.

Wartawan yang hendak meliput pencoblosan di Vanimo, Papua Nugini, terpaksa tertahan di Koramil Muara Tami, karena situasi tidak memungkinkan untuk dilakukan penyeberangan ke wilayah negara tetangga itu.

Menurut wartawan yang ikut dalam rombongan peliputan tersebut, sejak pagi di pagar perbatasan Papua dan Papua Nugini di daerah Wutung sudah terjadi pemalangan dan pembakaran.

Bendera Merah Putih yang berada di sekitar menara perbatasan Papua dan Papua Nugini diturunkan dan digantikan dengan Bendera Bintang Kejora dan Bendera PBB.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini