Sukses

LPSK: Ada Beberapa Orang Juga jadi Korban Pelecehan di JIS

Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi Pasaribu mengatakan masih ada pelaku lain di luar kedua tersangka itu.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi Pasaribu mengatakan masih ada beberapa siswa Jakarta Internasional School (JIS) lain yang diduga menjadi korban kekerasan seksual dan kekerasan fisik di lingkungan sekolah itu. Sebab didapati kesaksian korban kedua, yang mengaku sempat menyaksikan beberapa rekannya juga menjadi kekerasan seksual.

"Dari keterangan korban kedua, masih ada beberapa rekan lain yang menjadi korban juga. Karenanya, saya yakin ada korban lain selain dua siswa ini," kata Edwin di Polda Metro, Kamis (24/4/2014).

Selain itu, kata Edwin, korban kedua ini juga memastikan bahwa pelaku kekerasan seksual bukan hanya dua petugas kebersihan yang kini ditetapkan menjadi tersangka dan ditahan polisi.

Namun, katanya, ada pelaku lain di luar kedua tersangka itu.

"Dan karenanya kami yakin juga ada pelaku lainnya yang belum ditangkap. Ini yang akan diungkap polisi, dan kami siap untuk berkoordinasi," kata Edwin.

Sementara itu, penyidik Polda Metro kembali membawa 5 dari 28 orang yang pernah menjalani tes laboratorium di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur untuk kembali melakukan tes lab. Terkait apa kepentingan kelima orang tersebut dibawa ke RS Polri, Kabid Humas Polda Metro Kombes Pol Rikwanto mengatakan untuk memastikan ada tidaknya bakteri Herpes yang ada di korban.

"Hasilnya dalam satu minggu ini mudah-mudahan bisa diketahui," kata Rikwanto di Polda Metro, Kamis (24/4/2014).

Sebelumnya, dalam beberapa waktu lalu 28 pekerja outsourcing di JIS menjalani pemeriksaan laboratorium di RS Polri. Dari 28 orang itu terdiri 22 pria dan 6 perempuan.

Sedangkan untuk pemeriksaan pihak lain selain karyawan outsourcing, Rikwanto mengaku polisi belum menjadwalkan. Dan untuk mengecek ke laboratorium soal Herpes yang diderita korban, perlu dasar atau latar belakang kenapa harus melakukan pemeriksaan lab. "Sampai saat ini itu belum diagendakan," ungkap Rikwanto.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.