Sukses

Dubes AS Dorong Korban Eks Guru JIS Paedofil Melapor

Duta Besar AS untuk Indonesia, Robert O Blake Jr mengatakan pihaknya terbuka bekerja sama membantu pengusutan kasus paedofilia itu.

Liputan6.com, Jakarta - Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) mengumumkan kepada masyarakat internasional, untuk melaporkan kepada mereka jika ada kerabat atau teman yang menjadi korban aksi paedofil atau pelecehan seksual yang dilakukan William James Vahey terhadap sejumlah muridnya. Meski mantan guru Jakarta International School (JIS) telah tewas bunuh diri pada Maret lalu.

Menanggapi hal tersebut, Duta Besar AS untuk Indonesia, Robert O Blake Jr mengatakan pihaknya mendorong para korban untuk segera melapor ke FBI. Demi membantu penyelidikan kasus paedofilia yang dilakukan pria berusia 64 tahun itu.

"Kami mendorong orang-orang yang punya informasi untuk tidak ragu-ragu menghubungi atase di kantor kami," ujar Blake di Pacific Place, Jakarta, Kamis (24/4/2014).

Dia menjelaskan, pihaknya terbuka untuk bekerja sama membantu pengusutan kasus paedofilia oleh William Vahey, juga termasuk di JIS. Namun untuk perkembangan laporan korban, ia tak bisa membeberkannya.

"Sesuai dengan prosedur hukum, kami tak bisa membagi informasi soal itu," tegas Blake.

Sebelumnya, 3 kedubes dinyatakan dilibatkan dalam proses investigasi kasus pelecehan seksual yang dilakukan 2 petugas kebersihan terhadap murid TK JIS. Yakni Kedubes AS, Inggris, dan Australia.

Sejauh ini, 2 pelaku pelecehan di JIS, yakni Agun dan Frizkiawan telah ditahan. Polri kini masih menyelidiki dugaan adanya pelaku dan korban lain.

Pelecehan seksual yang dilakukan William James Vahey menjadi perhatian Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI). Dari flashdisk milik guru yang pernah mengajar di Jakarta International School pada 1992-2002 itu, penyidik menemukan foto-foto murid yang diduga menjadi korban pelecehan seksual.

Agen FBI, Fransen mengatakan, pihaknya tengah menelusuri dugaan ada banyak murid lain yang menjadi korban pelecehan seksual William.Ia pun diyakini menjadi predator seksual lintas benua, karena karirnya sebagai pengajar telah melanglang buana hingga 9 negara.

Oleh karena itu, FBI meminta pada semua pihak di seluruh dunia untuk melapor ke pihaknya bila ada teman atau keluarganya yang menjadi korban William.

"Kami tengah fokus untuk mencari kemungkinan ada korban lain sebelum 2008. Saya tak pernah melihat kasus yang seperti ini, mungkin ada banyak murid yang menjadi korban dalam kurun waktu tersebut (selama William mengajar)," ujar Fransen, seperti dimuat Fbi.gov, Rabu 23 April 2014.

Saat tertangkap dan diinvestigasi, guru berkewarganegaraan AS itu mengaku pernah menjadi korban pelecehan seksual sewaktu kecil. Ia kemudian melakulan tindak asusila kepada anak muridnya hampir sepanjang hidupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini